Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
3
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
19 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
19 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
18 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pria di Jakbar Tega Aniaya Istri dan Anaknya Cuma Gegara Tak Diberi Kopi dan Rokok

Pria di Jakbar Tega Aniaya Istri dan Anaknya Cuma Gegara Tak Diberi Kopi dan Rokok
Ilustrasi penganiyaan. (Foto: Istimewa)
Senin, 23 Mei 2022 15:35 WIB

JAKARTA - RI (16) seorang anak warga Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat harus menahan rasa sakit akibat tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ESS (40). Pelaku tidak lain adalah ayah kandungnya sendiri.

N ibu kandung korban menyebut, anak tertuanya itu sering mengalami tindakan kekerasan suaminya. Teranyar, suaminya tersebut menghajar sang anak hingga tiga kali di bagian pelipis. "Iya memang benar adanya terjadi, dilakukan bapak kandungnya," kata N seperti dilansir GoNews.co dari merdeka.com, Senin (23/5).

Ibu korban mengatakan, penganiayaan tersebut bukan pertama kali dilakukan ESS. Dia mengatakan, terakhir dilakukan, Selasa (17/5) saat dini hari.

Selain mendapat pukulan, anak sulungnya yang masih duduk d ikelas satu SMK itu juga mendapat sabetan pipa pada bagian perut. "Perut disabet satu kali pakai paralon," kata RI.

Tidak cuma kepada RI, pemukulan juga dilakukan kepada adiknya, MA (14). Terjadi beberapa saat setelah seorang Bhabinkamtibmas, Ketua RT 09/RW 05, dan dua tetangga datang untuk menasehati pelaku.

Hal ini membuat pelaku makin beringas. RI dan MA jadi bulan-bulanan pelaku. "Pertama, sempat ditarik (ketika MA sedang naik tangga) sampai jatuh dari tangga. Perut dan kaki sempat dipukul sampai (MA) teriak, ampun, ampun," kata RI.

"Kedua, (dihajar) dekat kolam ikan (di dalam rumah)," sambung RI.

Atas kejadian tersebut, RI bersama N ibu kandungnya sudah melapor ke Polsek Tanjung Duren. Karena pelaku mengamuk dan merusak perabot rumah tangga. Bahkan, pecahan beling melukai anak ketiganya, PA yang masih berusia tujuh tahun.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Iptu Tri Bintang Baskoro membenarkan adanya insiden kekerasan itu. Pihaknya sampai saat ini masih menunggu korban untuk membuat laporan.

"Buat laporan, baru hari ini diarahkan buat laporan. Ibunya kemarin masih mau upaya penyelesaian secara kekeluargaan," mata Bintang saat dikonfirmasi merdeka.com.

Bintang pun menyampaikan jika kasus dugaan kekerasan KDRT yang dialami RI bersama adik-adiknya masih dalam pengecekan pihak kepolisian. "Jadi saya kroscek, baru kita arahkan ke sana untuk orangnya buat laporan. Tadi baru datang ke Polsek sekitar jam 11.00 WIB tadi," jelasnya.

Apabila laporan sudah ada, lanjut Bintang, pihaknya akan langsung menindaklanjuti dengan menyiapkan pemeriksaan saksi dan melakukan visum terhadap RI dan adik-adiknya guna memastikan tindakan kekerasan yang dialaminya. "Iya sementara baru kita arahkan buat laporan, kemudian kita siapkan untuk pemeriksaan saksi, dan kita visum dulu anaknya," ucapnya.

RI mengaku, penganiayaan ayahnya kepada sang adik N lebih kejam. Adiknya itu berkali-kali dihajar oleh ayahnya yang sedang emosi. Anak tertua dari lima bersaudara ini mengungkapkan, Bhabinkamtibmas, Ketua RT 09/RW 05, dan kedua tetangga datang ke rumah dan menasihati pelaku karena sebelumnya, istri pelaku yang juga korban.

Dia melanjutkan, bapaknya mengamuk sejak akhir April, menjelang Lebaran. Kepada anak-anaknya, termasuk salah seorang keponakan dari istrinya sedang berlibur di Jakarta, A (13), saat diminta untuk membeli rokok dan kopi.

"Sehabis tanggal 9, duit Bapak sudah habis. Dia terus minta-minta ke anak-anak untuk beli rokok, makan, dan kopi dan meminta uang ke Mama atau ngutang ke tetangga. Minta-mintanya sambil marah-marah, teriak-teriak,” kata RI.

Ibunya pun kerap menjadi bulan-bulanan sang ayah. Bahkan hanya sekadar meminta dibelikan rokok dan kopi di warung. "Jangan enak-enakan tidur, lo! Kalau enggak beliin gw rokok, gw hancurin rumah lo!" tutur RI menirukan ancaman ayahnya kepada sang ibu.

Dia sempat hendak mengungsi ke Depok, rumah pamannya. Saat berkemas, ayahnya melihat dan kembali menebar ancaman. "Woi, mana kopinya? Ngapain lo bawa tas?" kata RI menirukan ucapan ayahnya saat itu.

Mengetahui tidak dibelikan kopi dan rokok, pelaku lantas meneror dan mengancam RI melalui WhatsApp. RI mengungkapkan, sudah sejak beberapa tahun lalu menjadi bulan-bulanan bapaknya. "Salah sedikit dihajar, salah sedikit dihajar,” jelas RI.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/