Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
20 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
19 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
19 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
15 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Home  /  Berita  /  Nasional

Presidensi G20 Didorong pada Pemulihan dampak Pandemi dan Perdamaian Ukraina-Rusia

Presidensi G20 Didorong pada Pemulihan dampak Pandemi dan Perdamaian Ukraina-Rusia
Analis Filipina dari LIPI Adriana Elisabeth. (foto: ist.)
Sabtu, 28 Mei 2022 12:38 WIB
JAKARTA - Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengatakan kepada wartawan, Sabtu (28/5/2022), bahwa langkah pemerintah Indonesia untuk menjaga soliditas diantara negara-negara G20 sudah tepat.

"Apalagi banyak pihak berharap G20 dapat memberikan solusi bagi persoalan yang tengah di hadapi dunia," kata Adriana sebagaimana dikutip GoNEWS.co di Jakarta.

Sebagai pemegang Presidensi 2022, kata Adriana, Indonesia harus meningkatkan soliditas negara-negara dalam forum tersebut supaya berkomitmen menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi dan politik.

"Presidensi Indonesia sangat terdampak dengan konflik Russia-Ukraina. Namun isu-isu dalam G20 masih relevan untuk dibahas dan dicari solusinya secara bersama," kata Adriana.

Ia mengatakan, 20 negara dalam grup tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika seluruhnya bekerjasama akan sangat berpengaruh terhadap dunia.

"Setiap negara memiliki kemampuan berbeda yang perlu kerjasama untuk saling melengkapi," jelasnya.

Meskipun G20 tidak memiliki ikatan secara hukum atau non-legally binding, lanjut dia, tetapi dapat bekerja bersama-sama dengan didasarkan pada komitmen atau konsensus bersama. Untuk itu, Indonesia mesti mendorong lahirnya sebuah konsensus untuk G20 memulihkan atas dampak pandemi covid-19 dan menyudahi konflik Rusia-Ukraina.

"G20 dibawah Presidensi Indonesia perlu merancang tata kelola ekononomi global yang adil dan merata. Sehingga no one left behind dalam hal keuntungan ekonomi sesuai dengan potensi dan kemampuan ekonomi setiap negara," pungkasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, Internasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/