Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
21 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
2
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
21 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
3
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
4
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
5
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
21 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
6
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
34 menit yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Home  /  Berita  /  Umum

OSO: HKTI Harus Tingkatkan Peran dalam Memperjuangkan Hidup 76 Juta Petani

OSO: HKTI Harus Tingkatkan Peran dalam Memperjuangkan Hidup 76 Juta Petani
Oesman Sapta Oedang saat membuka Rakernas HKTI. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 01 Juli 2022 23:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Oesman Sapta Odang (OSO) menyampaikan pesan kepada jajaran pengurus HKTI agar serius melindungi dan memperjuangkan nasib petani.

"Para petani harus dilindungi. Sekali lagi, petani itu harus dilindungi," kata OSO di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HKTI di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (1/7/2022).

Mantan wakil ketua MPR itu menjelaskan bahwa jumlah petani di Indonesia sangat besar, yakni sekitar 76 juta.

Menurut dia, petani itu tentu membutuhkan dukungan. Oleh karena itu, HKTI harus banyak turun ke desa-desa untuk memperhatikan para petani di tanah air. “Petani itu tulang punggung, dan salah satu kekuatan bangsa,” ujarnya.

Lebih lanjut mantan ketua DPD RI itu juga menegaskan bahwa pangan sangat penting sekali. Dia pun mewanti-wanti jajaran HKTI untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan.

"Pada kesempatan ini, saya mewakili BPO HKTI, meminta perhatian dari seluruh jajaran penguru HKTI agar meningkatkan peran dalam memperjuangkan kehidupan para petani,” katanya.

Dia mengatakan HKTI juga harus memperhatikan segala kebutuhan petani. Mulai dari penyaluran bibit, pupuk, dan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh para petani di tanah air.

"Jadi, kualitas bibit itu sangat menentukan. Selain itu, perlu mendorong agar bagaimana para petani ini benar-benar dilindungi,” ungkapnya.

Rakernas yang dihadiri DPD HKTI seluruh Indonesia itu dibuka secara resmi oleh Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko.

Pemukulan gong tanda pembukaan Rakernas HKTI dilakukan Moeldoko bersama OSO. Setelah itu, Moeldoko memberikan potongan tumpeng kepada OSO disaksikan jajaran pengurus dan anggota HKTI se-Indonesia.

“Satu hal yang tidak pernah hilang dari Pak OSO, semangatnya. Kalau yang muda-muda tidak bisa meniru, ya seharusnya malu hati," ungkap Moeldoko mengawali sambutannya.

"Kenapa HKTI perlu memperjuangkan petani dan pertanian Indonesia? Ini harus dijawab," kata Moeldoko mengawali sambutannya.

Mantan Panglima TNI itu menjelaskan bahwa yang pertama ialah untuk menjawab pemenuhan kapasitas nasional. “Bayangkan, kebutuhan beras Indonesia 2,5 juta sampai 2,65 juta ton 1 bulan. Ini haru diperjuangkan, kalau tidak, akan kesulitan nanti,” paparnya.

Selain itu, lanjut Moeldoko, sektor pertanian merupakan salah satu yang dapat diandalkan menyerap tenaga kerja. Menurut dia, pertumbuhan tenaga kerja atau angkatan kerja setahun itu bisa mencapai 2,6 juta angkatan kerja. “Ke mana mereka harus disalurkan? Ke industri, tidak sepenuhnya terjawab. Sekarang masih banyak pengangguran. Begitu (pandemi) Covid-19, anak-anak di pabrik pulang ke kampung untuk bertani. Kalau sektor pertanian tidak ada, mau ke mana lagi,” paparnya.

Moeldoko menambahkan selanjutnya ialah karena mengingat 76 juta masyarakat Indonesia ada di sektor pertanian. "Kalau HKTI tidak terlibat dalam konteks pembinaan dan penguatan, maka pertanian belum berjalan optimal," ujar Moeldoko.

Oleh karena itu, dia menegaskan, HKTI hadir dengan semangata kuat. "Semangat memperbaiki lingkungan (pertanian) itu dengan cara-cara tentu yang berteknologi," kata Moeldoko.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/