Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
13 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
11 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
3
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
12 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  DPR RI

Listrik di NAD Sering Padam Bergilir, DPR akan Bahas dalam Rapat

Listrik di NAD Sering Padam Bergilir, DPR akan Bahas dalam Rapat
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima saat memimpin Kunjungan Kerja Reses di Banda Aceh, Aceh, Senin, 8 Agustus 2022). (foto: ist./dpr)
Selasa, 09 Agustus 2022 11:55 WIB
BANDA ACEH - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI menyoroti sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), yang sampai saat ini masih kerap terjadi pemadaman bergilir sehingga bisa berdampak pada produktivitas masyarakat. Siaran parlemen yang dibaca, Selasa (9/8/2022) menyebut, Komisi VI DPR RI akan memitigasi hal tersebut dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan mitra kerja.

"Listrik (di Aceh) ada byarpet-nya, sementara over supply 224 megawatt. Jadi sebenarnya persoalannya dimana? Jadi, ada beberapa yang terkait dengan transmission. Transmission di Penyertaan Modal Negara (PMN) yang Rp10 triliun di tahun 2023. Di (Aceh) sini sendiri menyerap kurang lebih sekitar Rp60 miliar dikali 2, maka Rp120 miliar ya (untuk) dua transmision," kata Aria Bima dalam kunjungannya di Aceh, kemarin, sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Baca Juga: Mitigasi Inflasi, Anggota DPR Desak Percepatan Realisasi Anggaran PC-PEN

Baca Juga: Bahas Persiapan PON Aceh-Sumut 2024, Pj Gubernur Aceh Bertemu Menpora Amali

Politisi PDI-Perjuangan itu berharap persoalan terkait distribusi dan transmission listrik di Aceh ini dapat segera diselesaikan, mengingat di hulu terjadi over supply sebesar 224 megawatt, sehingga pihaknya mengingatkan agar hal ini yang harus dimitigasi ke depannya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Tommy Kurniawan mengatakan jika memang terjadi surplus listrik di hulu dan terdapat masalah di sistem transmission-nya, maka hal itu harus disosialisasikan kepada perangkat desa terkait, agar masyarakat mengetahui dan memahami kendala pemadaman listrik secara bergilir tersebut.

Baca Juga: Sambut Optimisme Pemerintah soal Kendaraan Listrik, ReforMiner Institute Ingatkan Hal Ini... 

Baca Juga: DPR: APBN 2023 Harus Antisipasi Dampak Ketegangan Beijing-Taipei 

Terlebih, Tommy sudah pernah menyarankan kepada Direksi PT PLN terkait persoalan transmisi ini. Menurutnya, perlu dipasang sebuah sensor di dalam sistem transmisinya, sehingga ketika terjadi case atau masalah di sistem transmisi, sensor tersebut dapat mengirimkan signal ke super platform yang dibuat oleh PLN, sehingga transmisi mana yang bermasalah dapat segera diatasi.

"Pertama efisien ya, karena tidak perlu orang ngecek ke lapangan. Kedua, bisa di tanganinnya secara cepat dan itu menurut saya bisa menjadi early warning bagi permasalahan-permasalahan yang di lapangan. Kan banyak permasalahannya. Bukan hanya itu, masalah kabel juga, dan lain sebagainya," kata Tommy.

Baca Juga: DPR Pertanyakan Penerbangan Internasional Bandara SIM Aceh Belum Beroperasi 

Baca Juga: Selalu Pakai BRImo, Nasabah BRI Ini Dapat Hadiah Mobil Listrik Premium 

Saat ini PLN telah mengeluarkan aplikasi yang diberi nama PLN Mobile, sehingga setiap terjadi permasalahan yang berkaitan dengan listrik, aplikasi itu akan menginformasikan berbagai hal terkait sistem kebutuhan kelistrikan, maupun keluhan lainnya. Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, sejak awal aplikasi tersebut diterbitkan, hingga saat ini memang mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Dimulai dari lebih user interface-nya, dan kemudahan praktis lainnya.

Namun, menurut Tommy, untuk hal yang berkaitan dengan keluhan pelanggan tidak dapat langsung direspon, tetap butuh waktu dan tidak cepat penanganannya. Apalagi yang berkaitan dengan pembelian saldo token listrik yang menurutnya juga tidak efisien dan praktis. "Tapi juga masih banyak terjadi kendala ya, cuma sudah lebih baik. Contoh misalnya kendalanya kalau di aplikasi ini kalau misalkan listrik mau habis misalkan, ya biasanya habis pulsanya mau habis itu dia masih menghitung berdasarkan pemakaian tidak ada notification-nya," jelasnya.

Baca Juga: Aceh Merasa Memiliki 4 Pulau, Kemendagri Lakukan Verifikasi 

Baca Juga: BNN Kembali Musnahkan 8 Hektare Lebih Ladang Ganja di Aceh

"Kan biasanya kalau kita enggak di rumah, di meteran (listrik) gitu bunyi. Tapi saya waktu itu sudah kasih masukan bahwa (perlu) ada push notification yang dikirim ke kita, bahwa ini tokennya sudah mau habis, bisa diisi. Nah supaya lebih efisien lagi, ketika kita ngisi (token), otomatis langsung masuk kayak kita ngisi pulsa handphone. Kan ketika ngisi (pulsa) langsung masuk. Jadi kita enggak perlu pencet-pencet (di meteran listrik). Mungkin ke depannya bisa seperti itu, supaya benar-benar menjadi super apps dan canggih," sambungnya.

Dalam pertemuan antara Tim Kunker Komisi VI DPR RI dengan mitra kerja, terungkap bahwa kondisi kelistrikan Aceh eksisting diantaranya, dengan sistem grid, total daya mampu sebesar 669 megawatt, dengan beban puncak 445 megawatt, dan surplus 224 megawatt. Sementara dengan sistem isolated, total daya mampu 27 megawatt, beban puncak 24,3 megawatt dan surplus sebesar 2,7 megawatt. Kemudian untuk realisasi rasio desa berlistrik (RD) Sumatera-Kalimatan periode Juni 2022, untuk Aceh sendiri terdapat 6,497 jumlah desa dimana secara keseluruhan semuanya sudah berlistrik.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, DPR RI, DKI Jakarta, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/