Polisi: Ricuh Kongres Ikatan Pelajar Putri NU Cuma Cekcok, Tak Ada Fisik
JAKARTA - Kongres Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) berujung ricuh usai diduga ada keberpihakan dari panitia kepada salah satu kandidat ketua. Polisi buka suara.
Kanit Reskrim Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan keributan yang terjadi hanya cekcok semata. Ie memastikan tidak ada kontak fisik. "Ricuh teriak-teriak simpatisan saja, tidak ada (kontak) fisik," ujar Zen, Selasa (16/8/2022).
Informasi ini Zen dapatkan dari divisi intel Polsek Makasar. Ia memastikan keributan hanya berlangsung sebentar, dan seketika kondusif. "Tidak ada keributan secara fisik tetapi teriakan-teriakan simpatisan pendukung pilihannya," sambung Zen.
"(Langsung) kondusif," lanjutnya.
Kepada detikcom, Zen memberikan laporan dari divisi intel. Dalam laporan itu, keributan terjadi pada Selasa (16/8) sekitar pukul 00.15 WIB. "Peserta sidang ada perdebatan yang menimbulkan cekcok mulut, mengakibatkan simpatisan yang di luar tempat sidang masuk ke tempat sidang, situasi dapat dikendalikan, sidang diskors dahulu untuk mensterilkan tempat sidang dari simpatisan," laporan divisi intel Polsek Makasar.
Dilihat dari situs mediaipnu.or.id, disebutkan keributan itu terjadi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (12/8). Kongres tersebut ricuh karena diduga ada keberpihakan dari oknum tidak netral kepada salah satu kandidat ketua.
"Kongres IPPNU Ricuh lantaran karena munculnya dugaan oknum yang tidak netral dalam kegiatan kongres berlangsung. Hal tersebut terjadi karena adanya keberpihakan antara panitia kongres dengan salah satu kandidat ketua," dikutip dari situs mediaipnu.
Kongres yang diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah IPPNU se-Indonesia ini dinilai tidak netral. Salah satu pimpinan wilayah IPPNU, Nhm, menyesalkan adanya kericuhan ini.
Peserta Kongres IPPNU merasakan adanya tekanan dari panitia semenjak registrasi. Registrasi dianggap tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, mulai dari pembagian ID card yang tidak merata hingga nama-nama peserta kongres berbeda dengan yang telah terdaftar.
"Jadi teridentifikasi para panitia ini mendukung salah satu calon namanya Whasfi Velasufah dimulai dari registrasi banyaknya peserta utusan dari wilayah tidak diberikan id card, sejak semalam juga pada saat pembacaan tata tertib terjadi kericuhan karena pimpinan sidang sudah sangat jelas tidak netral kepada forum," kata Nhm.
Selain itu, tekanan disebut juga dilakukan oleh pengurus cabang kepada wilayah agar berpihak kepada salah satu kandidat. Hal ini membuat kongres menjadi ricuh dan pimpinan cabang IPPNU sepakat membuat kongres tandingan.
"Kongres IPPNU ricuh adalah hal biasa, namun tidak seharusnya itu disebabkan oleh panitia penyelenggara. Semua berharap, Kongres IPPNU yang ricuh ini bisa segera mereda. Jangan sampai Kongres IPPNU ricuh berkepanjangan," keterangan dari situs IPPNU.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Kategori | : | Umum, Peristiwa, Pendidikan, Pemerintahan, DKI Jakarta |