Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
22 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
22 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
21 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
22 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
6 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
6
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
7 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Home  /  Berita  /  Politik

Atasi Kenaikan BBM, PKS Minta Pemerintah Tingkatkan Target Lifting

Atasi Kenaikan BBM, PKS Minta Pemerintah Tingkatkan Target Lifting
Ilustrasi SPBBU. (Foto: Istimewa)
Senin, 22 Agustus 2022 16:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah serius realisasikan target lifting minyak tahun 2022-2023. Hal ini penting agar pemerintah tidak terus menerus berpikir untuk menaikkan harga BBM setiap harga minyak dunia meningkat.

Mulyanto menuding target lifting minyak yang terus melorot ini menjadi biang keladi naiknya harga BBM akhir-akhir ini.

"Ke depan, Indonesia harusnya dapat menggenjot lifting migas ini untuk mengurangi impor dan defisit transaksi perdagangan sektor migas. Sehingga kita dapat lebih mudah mengendalikan harga BBM di dalam negeri. Apalagi sekarang, dengan akuisisi Blok Rokan dari Chevron, praktis BUMN Pertamina menjadi operator dominan, lebih dari 60 persen lifting, hulu migas secara nasional. Namun yang justru terjadi, target lifting migas kita terus melorot, dari tahun ke tahun. Di samping realisasi tahunannya yang juga tidak mencapai seratus persen," kata Mulyanto.

Ia menambahkan, di sisi lain permintaan migas di dalam negeri tetap tumbuh. Jadi soal migas nasional semakin hari, semakin tergantung dari impor. Sehingga Indonesia menjadi semakin dalam sebagai negara net importer migas.

"Jadi ketika harga migas dunia naik, APBN kita menjadi tertekan. Dulu kita bersorak kalau harga migas dunia naik, karena akan mendapat durian runtuh. Sekarang kalau harga migas naik, kita menjerit. Karena kenaikan harga minyak dunia, cenderung diiringi dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri," terang Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.

Ditambahnya selain itu secara nasional jumlah kilang minyak tidak bertambah sejak 40 tahun lalu. Belum ada kilang baru untuk mengolah minyak secara domestik. Akibatnya Indonesia minta tolong negara lain untuk mengolahkan minyak sendiri untuk keperluan domestik. Ujung-ujungnya menambah biaya.

Untuk diketahui asumsi makro lifting minyak tahun 2023 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 660 barel per hari (BPH) saat menyampaikan Pidato Pengantar APBN 2023, Selasa,16/8 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI.

Sementara target lifting minyak pada tahun 2022 dan tahun 2021, masing-masing sebesar 703 BPH dan 705 BPH. Terjadi penurunan yang signifikan. Dengan kebutuhan BBM yang terus meningkat dan lifting yang melorot ini, maka praktis ketergantungan impor BBM kita semakin meningkat setiap tahunnya. "Dan ini semakin menguras APBN kita, ketika harga minyak dunia melejit seperti sekarang ini," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/