Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
23 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
23 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
5
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
23 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Politik

Atasi Kenaikan BBM, PKS Minta Pemerintah Tingkatkan Target Lifting

Atasi Kenaikan BBM, PKS Minta Pemerintah Tingkatkan Target Lifting
Ilustrasi SPBBU. (Foto: Istimewa)
Senin, 22 Agustus 2022 16:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah serius realisasikan target lifting minyak tahun 2022-2023. Hal ini penting agar pemerintah tidak terus menerus berpikir untuk menaikkan harga BBM setiap harga minyak dunia meningkat.

Mulyanto menuding target lifting minyak yang terus melorot ini menjadi biang keladi naiknya harga BBM akhir-akhir ini.

"Ke depan, Indonesia harusnya dapat menggenjot lifting migas ini untuk mengurangi impor dan defisit transaksi perdagangan sektor migas. Sehingga kita dapat lebih mudah mengendalikan harga BBM di dalam negeri. Apalagi sekarang, dengan akuisisi Blok Rokan dari Chevron, praktis BUMN Pertamina menjadi operator dominan, lebih dari 60 persen lifting, hulu migas secara nasional. Namun yang justru terjadi, target lifting migas kita terus melorot, dari tahun ke tahun. Di samping realisasi tahunannya yang juga tidak mencapai seratus persen," kata Mulyanto.

Ia menambahkan, di sisi lain permintaan migas di dalam negeri tetap tumbuh. Jadi soal migas nasional semakin hari, semakin tergantung dari impor. Sehingga Indonesia menjadi semakin dalam sebagai negara net importer migas.

"Jadi ketika harga migas dunia naik, APBN kita menjadi tertekan. Dulu kita bersorak kalau harga migas dunia naik, karena akan mendapat durian runtuh. Sekarang kalau harga migas naik, kita menjerit. Karena kenaikan harga minyak dunia, cenderung diiringi dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri," terang Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.

Ditambahnya selain itu secara nasional jumlah kilang minyak tidak bertambah sejak 40 tahun lalu. Belum ada kilang baru untuk mengolah minyak secara domestik. Akibatnya Indonesia minta tolong negara lain untuk mengolahkan minyak sendiri untuk keperluan domestik. Ujung-ujungnya menambah biaya.

Untuk diketahui asumsi makro lifting minyak tahun 2023 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 660 barel per hari (BPH) saat menyampaikan Pidato Pengantar APBN 2023, Selasa,16/8 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI.

Sementara target lifting minyak pada tahun 2022 dan tahun 2021, masing-masing sebesar 703 BPH dan 705 BPH. Terjadi penurunan yang signifikan. Dengan kebutuhan BBM yang terus meningkat dan lifting yang melorot ini, maka praktis ketergantungan impor BBM kita semakin meningkat setiap tahunnya. "Dan ini semakin menguras APBN kita, ketika harga minyak dunia melejit seperti sekarang ini," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/