Ini Alasan Polisi Tembakan Gas Air Mata yang Sebabkan Ratusan Aremania Meninggal Dunia
JAKARTA - Gas air mata disebut sebagai pemicu rusuh Arema Persebaya. Alasan polisi menembakan gas air mata dijelaskan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta, Minggu (2/10/2022) dini hari.
Rusuh Arema Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Sabtu (1/10/2022) malam menewaskan sedikitnya 153 orang. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, penembakan gas air mata terhadap oknum suporter Arema FC di atas tribun sudah sesuai prosedur.
Penembakan gas air mata justru dimaksudkan untuk meredam agar kerusuhan tidak semakin meluas dan mencegah para pendukung kesebelasan yang bertanding masuk ke lapangan. Meski demikian, muncul informasi dan suara-suara di dunia maya bahwa gas air mata itu juga memicu kerusuhan semakin membesar.
Menurut Kapolda, penembakan gas air mata sebagai upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkistis. "Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," ungkapnya dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.
Namun, Nico memastikan bahwa dari sekitar 42.288 memenuhi tribune, tidak semuanya turun ke dalam lapangan. "Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suporter," katanya.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ujarnya.
Nico Afinta menyebut ada 127 korban tewas atas insiden tersebut, dua di antaranya anggota kepolisian. "Dari jumlah itu, 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang lainnya tewas di rumah sakit," katanya.
Selain itu, juga terdapat 180 orang suporter yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. "Kemudian, ada 13 kendaraan mengalami kerusakan akibat amukan massa suporter Aremania pada kesempatan itu. Sebanyak 10 mobil dinas Polri, yang terdiri dari mobil Brimob, K-9, dan 3 di antaranya mobil pribadi," kata Nico.
Menurut Nico, peristiwa itu terjadi bermula saat suporter Aremania merangsek turun ke lapangan dengan cara meloncati pagar karena tidak terima atas kekalahan Arema FC dari Persebaya. "Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," katanya.
Jajaran keamanan pun berupaya menghalau suporter tersebut, tetapi gelombang suporter yang turun ke lapangan terus mengalir. "Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," tuturnya.
Sementara itu, salah satu saksi mata saat insiden itu terjadi, Dwi, menduga banyaknya korban yang berjatuhan akibat tembakan gas air mata sehingga banyak suporter mengalami sesak napas. "Selain itu, saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat supporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ungkap Dwi saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Sabtu.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, Sepakbola, Jawa Timur |