Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
21 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
20 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
20 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
20 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
5 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
6
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
5 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Home  /  Berita  /  Politik

Tak Terima di Sanksi PDIP Soal Pembentukan Dewan Kolonel, Johan Budi: Salah Saya Apa?

Tak Terima di Sanksi PDIP Soal Pembentukan Dewan Kolonel, Johan Budi: Salah Saya Apa?
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Johan Budi Sapto Pribowo. (Foto: Istimewa)
Rabu, 02 November 2022 18:22 WIB

JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Johan Budi Sapto Pribowo, mempertanyakan sanksi peringatan keras dan terakhir yang dijatuhkan DPP PDIP kepada dirinya.

Sanksi itu diberikan karena terlibat dalam Dewan Kolonel yang mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden. Johan Budi tidak merasa bersalah sebagai pencetus Dewan Kolonel. "Tapi pertanyaannya, kenapa saya mesti dipanggil? Salah saya apa?" ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Johan Budi menegaskan, Dewan Kolonel bukan sebuah organisasi. Hanya wadah sekumpulan kader PDIP yang menjadi pendukung Puan Maharani. Tujuan Dewan Kolonel pun cuma mensosialisasikan Puan sebagai ketua DPR dan program kerjanya kepada masyarakat. "Silahkan tanya ke Pak Sekjen, masalahnya apa? Pelanggaran AD/ART dari mana gitu? Tanya saja," katanya.

"Saya hanya kader biasa dari Fraksi PDIP yang kemudian ingin membantu Mbak Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI kita untuk mensosialisasikan ke bawah, sambil ya tentu untuk warga juga," jelas mantan juru bicara kepresidenan ini.

Johan mengaku belum mendapatkan surat terkait sanksi peringatan keras dan terakhir dari DPP PDIP. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun juga belum meminta klarifikasi kepada Johan Budi. "Sampai hari ini saya belum melihat. Saya enggak tahu kalau saya dikirimin, mungkin belum sampai ke saya," katanya.

"Belum, belum. Sampai hari ini saya belum (dipanggil DPP PDIP)," sambung Johan Budi.

Sebelumnya, DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi lebih keras kepada sejumlah loyalis Puan Maharani yang membentuk Dewan Kolonel. Daripada Ganjar Pranowo yang hanya diberikan teguran lisan, para loyalis Ketua DPR RI ini diberikan sanksi terakhir atau teguran keras.

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan, pembentukan Dewan Kolonel melanggar aturan partai. Apalagi sudah diberikan peringatan pertama.

"Kenapa mereka ini langsung dijatuhkan sanksi terakhir, sanksi keras dan terakhir? Karena mereka lakukan kegiatan di luar AD/ART Partai, dan sudah pernah diberi peringatan pertama, kemudian ini peringatan ketiga keras dan terakhir," ujar Komarudin saat konferensi pers usai klarifikasi Ganjar di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/10).***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/