Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
22 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
2
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
22 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
3
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
22 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
4
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
5
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
6 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
6
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
4 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Home  /  Berita  /  Politik

Dianggap Hina Bung Karno, Kader PDIP 'Labrak' Desmond Gerindra Saat Makan Siang

Dianggap Hina Bung Karno, Kader PDIP Labrak Desmond Gerindra Saat Makan Siang
Politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 11 November 2022 13:26 WIB

JAKARTA - Sejumlah kader PDI-Perjuangan di wilayah Kabupaten Purworejo 'melabrak' politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa lantaran dinilai telah menghina presiden pertama, Soekarnao alias Bung Karno.

Sejumlah kader PDIP Purworejo ini 'melabrak' Desmond' saat sedang makan siang di Rumah Makan Satu Satu di Purworejo, pada Kamis 10 November 2022. Saat itu Desmond melakukan kunjungan kerja ke Desa Wadas, Kecamatan Bener. Desmon bersama beberapa anggota Komisi III DPR RI transit sebentar untuk makan siang di Rumah Makan tersebut.

Sesaat kemudian, beberapa kader PDIP 'mengamuk' di depan rumah makan. Mereka melakukan orasi mengkritik pernyataan Desomond yang dinilai telah menghina Bung Karno. "Desmond ini tidak sadar, tanpa Bung Karno dia tidak akan bisa duduk di sini sebagai anggota DPR RI. Tanpa Bung Karno, kita semua tidak akan ada di sini," ujar Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi yang ikut melakukan orasi.

Para kader ini berdiri di luar rumah makan dan meneriaki Desmond untuk keluar dari rumah makan dan temui mereka. "Tidak terima dengan pernyataan Desmond pada tanggal 8 November 2022 kemarin. Yang menyatakan ini hanya lucu-lucuan, bahwa permintaan maaf terhadap Bung Karno dan keluarganya ini hanya lucu-lucuan. Untuk keluarganya, dari keluarganya, se-kentut-kentutnya. Ini pernyataan yang sangat menghina bagi kami semua," teriak Dion.

Kader PDIP yang lain, Muhammad Zainudin yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, meminta agar Desmon tidak asal bicara. "Saudara jangan asal bicara, jangan asal jeplak ngomongnya, yang diusulkan itu Bung Karno, beliau adalah Proklamator bangsa, beliau yang memerdekakan kita, pikiran-pikiran Bung Karno sampai hari ini masih kita pakai," kata Zainudin.

Tak berselang lama, Desmon kemudian keluar menemui mereka dan meminta maaf atas pernyataannya yang dinilai menghina Bung Karno. "Saya harus menjelaskan pada peristiwa apa saya ngomong itu, saya mau rapat dengan Kemenkumham, saya dipepet, ditanyakan. Nah, saya jawab yang ada di kepala saya. Saat wawancara pada waktu itu saya dikeroyok pertanyaan," kata Desmond.

"Saya paham, dalam konteks Bung Karno sebagai pemersatu bangsa, saya minta maaf statement saya, ya saya salah, saya minta maaf. Saya meminta maaf secara terbuka atas tidak berkenannya statement saya yang melukai keluara besar PDIP, keluarga Bung Karno, dan pengagum Bung Karno," katanya.

Setelah itu, para kader PDIP membubarkan diri. Desmond dan timnya kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Wadas. Desmond sebelumnya mengatakan bahwa permintaan PDIP terlalu mengada-ngada agar negara meminta maaf kepada Presiden Sukarno buntut TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967. "Kalau Sukarno direhabilitasi itu namanya mengada-ada," kata Desmond beberapa waktu lalu.

Menurut Desmond permintaan itu muncul karena pemerintah saat ini merupakan bagian dari keluarga Sukarno. Sebab, kata dia, Jokowi juga merupakan petugas partai yang dipimpin Mega sebagai putri Presiden RI tersebut. "Kalau Jokowi kan cuma petugas partai. Jadi, melaksanakan maunya Megawati habis itu negara minta maaf lagi sama Sukarno," tambahnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/