Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
22 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
24 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
22 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
8 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
6
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
8 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Rupiah Digital Garuda Segera Meluncur, Bagaimana Nasib Uang Kertas? Ini Kata BI

Rupiah Digital Garuda Segera Meluncur, Bagaimana Nasib Uang Kertas? Ini Kata BI
Ilustrasi uang kertas rupiah. (Foto: Istimewa)
Senin, 05 Desember 2022 12:45 WIB

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sedang menggarap Proyek Garuda. Proyek ini adalah white paper terkait pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pada prinsipnya Rupiah Digital sama dengan alat pembayaran lainnya. Lantas bila Rupiah Digital terbit, bagaimana nasib uang kartal atau uang fisik?

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, tujuan pemerintah menerbitkan Rupiah Digital salah satunya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari sisi demografi, masyarakat punya kebiasaan berbeda dalam memilih cara transaksi.

"Masyarakat kita secara demografi ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas. Ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran berbasis rekening. Tapi anak-anak, cucu-cucu kita itu memerlukan pembayaran digital," katanya dalam acara BIRAMA Talkshow "Meniti Jalan Menuju Digital Rupiah" di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2022).

Terkait nasib uang fisik saat terbitnya Rupiah Digital, Asisten Gubernur Bank Indonesia/Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta menegaskan bahwa uang fisik akan tetap ada. "Ini (uang fisik) akan tetap ada. Tetapi kami menyediakan tadi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Sama seperti Perry, ia menilai masyarakat punya cara berbeda dalam bertransaksi. Kaum millenial cenderung menggunakan uang digital, sementara non-millenial cenderung memakai uang fisik. Dalam hal ini, BI berusaha memenuhi kebutuhan keduanya.

"Ibu-ibu kalau di dompetnya Rp 50 ribu, dia bergegas ke ATM. Itu behaviour. BI sebagai otoritas menyediakan uang, kita memberikan opsi. Jadi yang mau pakai fisik silakan, mau digital silakan," ungkapnya.

Ia menambahkan, transaksi digital di Indonesia tidak hanya dimiliki kalangan menengah ke atas. Bahkan masyarakat berpenghasilan rendah sudah mengenal uang elektronik, maupun transaksi menggunakan QRIS.

Terkait kapan Rupiah Digital terbit, Filianingsih tidak bisa merinci. Namun ia berharap Rupiah Digital bisa terbit tidak terlalu lama. "Sesiapnya, mudah-mudahan tidak terlalu lama," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/