Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
1 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
1 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Kasur di Arafah Mengganggu Kesakralan Ibadah, Qasim Shaleh: Jamaah Bukan Mau Pergi Tidur

Kasur di Arafah Mengganggu Kesakralan Ibadah, Qasim Shaleh: Jamaah Bukan Mau Pergi Tidur
Menag Yaqut meninjau fasilitas layanan di Arafah jelang Armuzna. (Foto: Kemenag)
Kamis, 09 Februari 2023 15:39 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Mantan Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU), Qasim Shaleh mengusulkan kepada pemerintah agar penggunaan kasur di Arafah ditiadakan.

Menurut Qasim, ada beberapa hal yang mendasari usulan tersebut, di antaranya karena keberadaan kasur di Arafah mengurangi kesakralan ibadah. "Kasur di Arafah itu mengurangi kesakralan dan kesahajaan serta kekhusu'an dalam bermunajat kepada Allah SWT," kata Qasim, Kamis (9/2/2023).

Di samping itu, lanjut Qasim, keberadaan kasur di Arafah juga menjadi pemicu lonjakan biaya layanan masyair di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). "Inilah salah satu komponen yang bikin biaya haji tahun lalu meningkat lebih dari Rp1 triliun," ucap Qasim.

Ia menegaskan, kasur di Arafah tidak dibutuhkan jemaah. Alih-alih bermanfaat, justru keberadaan kasur membuat space di tenda semakin berkurang, alias sempit. "Jemaah ke Arafah itu bukan mau tidur. Mereka ke Arafah untuk berdzikir, beribadah. Biarkan pasir-pasir padang Arafah itu bersatu dengan tubuh kita, jangan disekat dengan kasur," tutur Qasim.

Sebelumnya, Qasim juga mengusulkan agar jumlah makan jemaah haji di Arab Saudi dikurangi dari 3 kali menjadi cukup 2 kali sehari. Qasim mengatakan, bila hal itu dilakukan, maka efisiensi yang dihasilkan cukup besar dalam rangka menekan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023.

"Bayangkan sekali makan itu sekitar SAR 17 atau Rp68 ribu, lalu coba kalikan dengan jumlah jemaah dan jumlah masa tinggal di Arab Saudi. Ini nilai efisiensinya besar," terang Qasim.

Menurut Qasim, berdasarkan pengamatannya, jemaah haji tidak cukup suka mengkonsumsi makanan berat di pagi hari. "Sering kali menu pagi disimpan untuk makan siang, menu siang untuk makan malam, dan menu malam kadang dibiarkan saja di depan pintu kamar, tidak termakan," tandas Qasim.

"Jadi saya usul makan dua kali sehari saja, siang dan malam. Karena sarapan itu lebih bagus menu nya kacang ijo, bubur ayam dan itu banyak disana," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/