Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
14 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
10 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
10 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Mengenal Mbah Surgi, Telik Sandi Pangeran Diponegoro yang Pernah Pimpin 1,000 Prajurit Lawan Belanda

Mengenal Mbah Surgi, Telik Sandi Pangeran Diponegoro yang Pernah Pimpin 1,000 Prajurit Lawan Belanda
Warga saat Ziarah ke Makam Kyai Hasan Surgi Jatikusumo (Mbah Surgi). (Foto: Heri)
Minggu, 26 Februari 2023 21:43 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

BATANG - Mendengar nama Kyai Hasan Surgi Jatikusumo hampir seluruh warga Batang pasti mengenalnya. Ia merupakan sosok penting dalam perjuangan Mataram Islam, melawan kolonialisme Belanda di Batavia.

Perannya bisa dikatakan sangat potensial karena selain sebagai seorang telik sandi dari Bendara Raden Mas Antawirya atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro, Kyai Surgi juga mendapat mandat langsung untuk memimpin 1.000 prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Batang kala itu.

Tokoh masyarakat Dukuh Kedungdowo, Alfan Mubarok menerangkan, dalam menyiapkan prajuritnya, Mbah Kyai Surgi selalu melakukan pemantauan langsung di titik-titik pusat gerilyawan berlatih bela diri sebelum berperang, di antaranya di Subah dan Limpung.

"Beliau tidak sendiri dalam melakukan tugas dari Pangeran Diponegoro. Selain prajurit Keraton yang setia, juga dibantu oleh putranya yang bernama Abdullah yang makamnya bersebelahan dengan ayahandanya, Mbah Kyai Surgi," katanya, saat ditemui, di Makam Mbah Kyai Hasan Surgi Jatikusumo, Dukuh Kedungdowo, Pasekaran, Kabupaten Batang, Minggu (26/2/2023).

Warga Batang khususnya Dukuh Kedungdowo mendapatkan banyak pelajaran di bidang agama yakni seputar akhlak. Tak hanya itu, Mbah Kyai Surgi juga sangat perhatian terhadap bidang pertanian, sehingga wilayah tersebut menjadi salah satu lumbung pangan bagi prajurit Mataram ketika melawan VOC.

Ia bersyukur kirab memperingati Haul Mbah Kyai Surgi dapat kembali digelar setelah tiga tahun vakum karena pandemi. Manfaatnya sangat besar karena ketokohan dan jiwa religius serta patriotisme Mbah Kyai Surgi dapat dijadikan teladan bagi generasi muda.

Juru kunci Makam Kyai Hasan Surgi Jatikusumo, Mbah Rayu Slamet 62 tahun menuturkan kisah kedatangan Mbah Kyai Surgi yang didengarnya dari leluhur-leluhurnya. Mbah Slamet sendiri, sapaan akrabnya, merupakan juru kunci generasi ke-8 dari leluhurnya, Mbah Tasbin.

Awalnya, Mbah Kyai Surgi yang sedang bertapa di tepi sungai, lambat laun hanyut terbawa air, hingga tersangkut di daerah Kedungdowo dan diselamatkan oleh Mbah Tasbin. Berkat ketekunannya, Mbah Tasbin diamanati langsung oleh Mbah Kyai Surgi untuk merawat semua makam di area tersebut.

Mbah Slamet menceritakan, leluhurnya pernah berpesan bahwa apabila ingin berziarah ke Makam Mbah Kyai Surgi, peziarah wajib melakukan ritual puasa untuk menjaga kesucian diri selama tiga atau tujuh hari. Namun lambat laun ritual tersebut tak pernah lagi dilakukan peziarah. "Ya kalau sekarang orang ke makam Mbah Kyai cuma baca Qur'an, berdoa langsung pulang, tanpa menjalankan ritual puasa," sesalnya.

Hampir setiap kali ada peristiwa penting, dirinya (Mbah Slamet), selalu mendapat mimpi dari Mbah Kyai Surgi. Dalam mimpinya, ia mendapat pesan agar membiarkan rehab kompleks makam tersebut.

"Nok mrene tak kandani, kowe njegok kene, pak ora deloke bae (Nak ke sini saya beri tahu, kamu duduk saja dekat makam, biarkan dan dilihat saja), itu pesan Mbah Kyai Surgi malam sebelum makam akan direhab," terangnya.

Ia mengharapkan, agar para peziarah terutama generasi muda ikut merawat makam Mbah Kyai Hasan Surgi Jatikusumo, sehingga kondisi tetap baik.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/