Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
20 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
20 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
19 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
20 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
16 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Peristiwa

'Durian Celeng' Kian Meresahakan, Legislator PDIP Desak Pemda Batang Tertibkan Pedagang

Durian Celeng Kian Meresahakan, Legislator PDIP Desak Pemda Batang Tertibkan Pedagang
Ilustrasi Wakil Ketua DPRD Batang Hj. Junaenah perihatin dengan fenomena 'Durian Celeng'. (Foto: GoNews.co)
Kamis, 09 Maret 2023 08:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

BATANG - Kasus penipuan 'durian celeng' masih marak di kawasan Pantura, tepatnya di Kandeman, Batang Jawa Tengah. Penipuan ini dilakukan oleh sejumlah pedagang yang menjual durian mentah atau durian busuk. Beberapa waktu yang lalu, video yang memperlihatkan seorang warga Sragen, Jawa Tengah, yang menjadi korban 'durian celeng' pun viral di media sosial.

Bahkan, Anggota Komisi VIII DPR RI, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MF Nurhuda Y juga pernah menjadi korban 'Durian Celeng' itu. Meskipun sudah memaafkan pelaku pedagang curang, Anggota DPR Dari Dapil Jateng X berharap pihak Pemerintah Kabupaten Batang bersikap tegas.

Fenomena 'Durian Celeng' ini juga sering menjadi bahan perbincangan masyarakat baik di tongkrongan, warkop maupun di media sosial. Mulai dari segi harga sampai dengan rasa dan kualitasnya. Maraknya Durian Celeng tersebut juga dianggap mencoreng nama baik Kabupaten Batang sendiri.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Batang Hj. Junaenah mengaku sedih dan perihatin. "Sedih dan perihatin, karena fenomena ini sudah tentu mencoreng nama baik Kabupaten Batang. Saya mengimbau kepada para ibu-ibu maupun bapak-bapak pedagang, carilah rezeki dengan cara yang baik. Berdaganglah yang umum saja jangan berbuat curang," ujar Hj. Junaenah kepada GoNews.co, Kamis (09/3/2023).

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga berharap agar para pedagang segera bertobat. "Ingat dosa, jangan curang. Kasihan pembeli yang sudah membelanjakan uangnya untuk membeli durian, mereka ini sudah berharap agar durian yang dibeli bisa dimakan ddengan keluarga, tapi ternyata sesampainya di rumah tidak bisa dimakan kan kasihan," tegasnya.

Untuk kata Dia, Pemda Batang dalam hal ini dinas terkait, diminta untuk segera memberikan edukasi. "Kita minta segera kumpulkan para pedagang, aparatur desa di wilayah tersebut, berikan mereka masukan agar segera sadar. Seandainya dibalik yang jadi pembeli itu para pedagang rasanya bagaimana? Berdaganglah yang benar jangan membuat orang lain merugi," paparnya.

Setidaknya kata Dia, Pemda harus memberi edukas. "Tidak bisa dipungkiri, mereka ini juga masyarakat kita kan, jadi dikasih edukasi dan waktu, apabila tidak bisa diarahkan ya silahkan berikan tindakan tegas agar mereka jera," paparnya.

Sebelumnya, istilah 'Durian Celeng' di wilayah Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang dan banyak dikeluhan warga, yang merasa ditipu dan dirugikan. Maraknya Durian Celeng tersebut juga dianggap mencoreng nama baik Kabupaten Batang sendiri. Hal tersebut diungkapkan Kasatpol PP Kabupaten Batang, M Fatoni saat ditemui di sela-sela acara Festival Buah Nusantara di Pendopo Batang, Kabupaten Batang, Rabu (22/2/2023).

"Tentunya ini akan membuat citra jelek bagi Kabupaten Batang. Saya juga agak drop ya mendengar isu ini. Inikan juga bisa merugikan buat pedagang lain, pedagang yang bener-bener cari makan dengan jujur. Dan pastinya kasus ini membuat kita sedih dan malu," ungkap Fathoni.

Satpol PP, kata Fathoni, siap membantu pihak-pihak terkait, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menertibkan para oknum pedagang ‘Durian Celeng’ tersebut. "Karena selain mencoreng nama baik daerah, praktik tersebut sangat merugikan warga. Bahkan teman saya sendiri pernah menjadi korbannya. Dia cerita pernah beli durian di Exit Tol Kandeman itu, dan dibawanya ke Wonogiri, setelah dibuka, satupun tidak ada yang bisa dimakan,” bebernya.

Jika para pedagang tersebut akan dibina dan diberikan edukasi, pihaknya sebagai satuan pengamamanan siap jika dibutuhkan. “Artinya ini ada kewenangan dari beberapa unsur kedinasan, yang harus bersatu dan sepakat untuk memberikan edukasi, supaya hal demikian tidak terjadi lagi,” urainya.

Lalu apa sih sebenarnya 'Durian Celeng'?

Istilah 'Durian Celeng', muncul saat para sopir dan masyarakat membeli durian di kawasan Exit Tol Kandeman Batang. Durian yang dijual para pedagang, biasanya sudah diikat dengan jumlah tertentu yang dibanderol dengan harga Rp50 ribu-Rp100 ribu. Namun sayangnya, durian-durian tersebut kebanyakan tidak bisa dikonsumsi, mulai dari buah yang busuk, tidak manis, hingga buah yang tidak berisi.

Celeng sendiri dalam bahasa Jawa artinya adalah babi hutan atau babi liar. Kata Celeng adalah bentuk umpatan warga yang merasakan kekecewaan luarbiasa. "Celeng itukan babi ya mas, jadi kalau kita emosi yang berlebihan, biasanya akan mengumpat dengan istilah celeng," ujar salahsatu sesepuh di Batang. "Jadi ketika ada orang bilang 'Durian Celeng', artinya dia kecewa membeli buah durian itu," jelasnya lagi.

Dari pantauan GoNews.co, ada banyak para pedagang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan setengah baya berdiri di traffic lights yang ada di tengah pertigaan Jalan Pantura, dan interchange Kandeman Jalan Tol Trans Jawa.

Terkadang mereka saling berebut untuk menjajakan durian yang dibawa saat ada mobil atau pengendara roda dua berhenti. Satu pedagang, biasanya akan membawa 1 hingga dua tenteng paket durian berbagai ukuran. "Malu kita mas, semoga pemerintah sigap dan jangan sepele dengan masalah ini, karena nama baik daerah benar-benar tercoreng lho," pungkas sesepuh tersebut.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/