Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
14 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
10 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
10 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pengamat Universitas Al Azhar Soroti Lemahnya Pemkab Batang Hadapi Pedagang 'Durian Celeng'

Pengamat Universitas Al Azhar Soroti Lemahnya Pemkab Batang Hadapi Pedagang Durian Celeng
Pengamat dari Universitas Al Azhar sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. (Foto: istimewa)
Jum'at, 10 Maret 2023 08:03 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pengamat dari Universitas Al Azhar sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin turut menyoroti fenomena pedagang nakal yang menjual 'Durian Celeng' di kawasan Exit Tol Kandeman, Batang, Jawa Tengah.

Menurut Ujang, Pemerintah Kabupaten Batang terkesan lembek dan tidak berani memberikan sanksi tegas kepada para pedagang nakal tersebut. "Jika kasus ini dibiarkan dan menjadi isu nasional, tentu yang rugi bukan cuma Pemerintah Kabupaten Batang, tapi juga akan menimbulkan image jelek terhadap Provinsi Jawa Tengah," ujar Ujang kepada GoNews.co, Jumat (10/3/2023).

Ujang berpendapat, sikap lembek dari pemerintah Kabupaten Batang, juga akan berakibat kepada munculnya pedagang-pedagang nakal lainnya. "Kalau ada pembiaran semacam ini, tentu akan menimbulkan persoalan baru. Bisa saja nanti akan muncul pedagang-pedagang nakal lain dengan modus jualan barang berbeda. Jangan sepele ini masalah serius, karena sudah menimbulkan banyak korban dan sangat merugikan masyarakat sebagai pembeli," tandasnya.

Untuk itu kata Ujang, Pemda Batang melalui Dinas terkait dituntut untuk bersikap tegas guna memberikan efek jera kepada para pedagang nakal tersebut. "Pj Bupati Batang harus segera menginstruksikan bawahanya, dalam hal ini para kepala dinas terkait, baik Satpol PP dan lainnya, kemudian berkoordinasilah dengan pihak Kepolisian untuk segera menertibkan praktik 'Durian Celeng' ini," tegasnya.

GoNews Penampakan Durian Celeng di Ka
Penampakan Durian Celeng di Kandeman. (foto: GoNews.c0

Terlebih lagi kata Ujang, Batang saat ini menjadi sorotan nasional bahkan internasional dengan adanya Kawasan Industri Terpadu (KIT) yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo. "Informasi yang saya dengar, ada sejumlah tamu misalnya dari DPR RI yang menjadi korban, jangan sampai nanti ada tamu dari luar negeri yang kebetulan bekerja di kawasan KITB menjadi korban berikutnya, bukan cuma Batang atau Jateng saja, nama baik negara kita juga jadi taruhan," paparnya.

Kasus penipuan 'Durian Celeng' ini masih marak di kawasan Pantura Batang, Jawa Tengah. Penipuan ini dilakukan oleh sejumlah pedagang yang menjual durian mentah atau durian busuk. Beberapa waktu yang lalu, video yang memperlihatkan seorang warga Sragen, Jawa Tengah, yang menjadi korban 'durian celeng' pun viral di media sosial.

Fenomena 'Durian Celeng' ini juga sering menjadi bahan perbincangan masyarakat baik di tongkrongan, warkop maupun media sosial. Mulai dari segi harga sampai dengan rasa dan kualitasnya. Maraknya Durian Celeng tersebut juga dianggap mencoreng nama baik Kabupaten Batang sendiri.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Batang Hj. Junaenah mengaku sedih dan perihatin. "Sedih dan perihatin, karena fenomena ini sudah tentu mencoreng nama baik Kabupaten Batang. Saya mengimbau kepada para ibu-ibu maupun bapak-bapak pedagang, carilah rezeki dengan cara yang baik. Berdaganglah yang umum saja jangan berbuat curang," ujar Hj. Junaenah kepada GoNews.co, Kamis (09/3/2023).

GoNews Pedagang durian celeng di lamp
Pedagang durian celeng di lampu merah Exit Tol Kandeman. (Foto: GoNews.co)

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga berharap agar para pedagang segera bertobat. "Ingat dosa, jangan curang. Kasihan pembeli yang sudah membelanjakan uangnya untuk membeli durian, mereka ini sudah berharap agar durian yang dibeli bisa dimakan ddengan keluarga, tapi ternyata sesampainya di rumah tidak bisa dimakan kan kasihan," tegasnya.

Untuk kata Dia, Pemda Batang dalam hal ini dinas terkait, diminta untuk segera memberikan edukasi. "Kita minta segera kumpulkan para pedagang, aparatur desa di wilayah tersebut, berikan mereka masukan agar segera sadar. Seandainya dibalik yang jadi pembeli itu para pedagang rasanya bagaimana? Berdaganglah yang benar jangan membuat orang lain merugi," paparnya.

Istilah 'Durian Celeng', muncul saat para sopir dan masyarakat membeli durian di kawasan Exit Tol Kandeman Batang. Durian yang dijual para pedagang, biasanya sudah diikat dengan jumlah tertentu yang dibanderol dengan harga Rp50 ribu-Rp100 ribu. Namun sayangnya, durian-durian tersebut kebanyakan tidak bisa dikonsumsi, mulai dari buah yang busuk, tidak manis, hingga buah yang tidak berisi.

Celeng sendiri dalam bahasa Jawa artinya adalah babi hutan atau babi liar. Kata Celeng adalah bentuk umpatan warga yang merasakan kekecewaan luarbiasa. "Celeng itukan babi ya mas, jadi kalau kita emosi yang berlebihan, biasanya akan mengumpat dengan istilah celeng," ujar salahsatu sesepuh di Batang. "Jadi ketika ada orang bilang 'Durian Celeng', artinya dia kecewa membeli buah durian itu," jelasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/