Pemenuhan Kebutuhan Esensial Rakyat Stagnan Akibat Pembangunan Infrastruktur
"Ribuan triliun sudah kita siapkan dan kita belanjakan ternyata hal yang mendasar yang dibutuhkan rakyat kita tidak tersentuh. Malah mungkin mundur, ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama," ujar Marwan sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari siaran Parlemen, Kamis (6/4/2023).
Marwan berharap, hal ini menjadi referensi bersama terkait Indikator Infrastruktur Pelayanan Dasar dan Konektivitas pada RPJMN 2019-2024.
"Selama ini dana lebih banyak kita gunakan pada hal yang tidak kita butuhkan, kekinian. Ibukota Jakarta masih bagus kita sudah mikir mau pindah ke Kalimantan Timur. Kemudian kereta cepat kita belum perlu. Jalan tol kita masih oke bisa dipakai, kita sudah bangun kereta cepat. Bandara juga begitu, kita belum perlu bandara kita sudah bangun bandaranya dan lain sebagainya. Pelabuhan juga begitu akhirnya apa yang menjadi basic kebutuhan rakyat kita terbengkalai dan data ini sudah menjadi bukti nyata," tutur anggota Badan Anggaran itu.
Untuk diketahui, dalam paparan Kepala Bappenas tercantum beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian terkait dengan Indikator Infrastruktur Pelayanan Dasar dan Konektivitas, antara lain; (1) melambatnya pertumbuhan akses rumah tangga terhadap hunian layak, (2) stagnasi persediaan akses air minum perpipaan, (3) belum optimalnya pembangunan dan penyelenggaraan layanan sanitasi, serta (4) pembangunan pelabuhan dan bandara perlu diisi ulang.
Terkait dengan highlight Indikator Infrastruktur Pelayanan Dasar dan Konektivitas terdapat beberapa hal menarik perhatian dalam rapat. Antara lain, capaian persentase rumah tangga yang menempati hunian layak dan terjangkau yang baru berada pada angka 60,66 persen dari baseline RPJMN 56,51% di tahun 2019. Selain itu terdapat pula persentase rumah tangga dengan akses air minum jaringan perpipaan yang pada baseline RPJMN 2019 sebesar 20,18 turun menjadi 19,47 di tahun 2022.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Nasional, DPR RI, DKI Jakarta |