Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
13 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
13 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
11 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
12 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Politik

PAN Mengaku Siap Jadi Motor Penggerak Koalisi Kebangsaan di Bawah Komando Jokowi

PAN Mengaku Siap Jadi Motor Penggerak Koalisi Kebangsaan di Bawah Komando Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi. (Foto: Dok GoNews.co)
Minggu, 09 April 2023 20:07 WIB

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menyatakan bahwa PAN dan Gerindra ingin melanjutkan proses pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"PAN dan Gerindra berkeinginan agar proses pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dapat dilanjutkan sebagai bagian dari proses perubahan bangsa," ucap Viva ketika menyampaikan intisari dalam silaturahmi PAN-Gerindra di Jakarta, Sabtu (8/4/2023) yang dilansir dari Antara.

Bangsa Indonesia, tutur Viva, harus melakukan perubahan dan adaptasi karena tuntutan dan tantangan global. Untuk itu, prestasi apa yang telah baik pada masa pemerintahan sekarang akan dilanjutkan dan jika ada kekurangannya akan diperbaiki secara konstruktif, ucapnya.

Dalam silaturahim ini, katanya, PAN dan Gerindra berkomitmen memperkuat ikatan bangsa Indonesia dalam Pemilu 2024. "Proses kompetisi konstitusional pada pemilu adalah bagian dari upaya perbaikan untuk perubahan bangsa. Menang dan kalah dalam kompetisi di pemilu harus memperkuat pelembagaan demokrasi,” kata Viva.

Sebagai bangsa yang besar, Viva berpandangan bahwa tantangan ke depan tidak mudah. Untuk itu, perlu gerakan gotong royong dengan menyatukan kekuatan politik untuk bekerja sama atau bergabung bersama dalam koalisi. "PAN siap sebagai motor penggerak koalisi kebangsaan di bawah komando Pak Jokowi,” kata Viva.

Terkait dengan penentuan pasangan calon pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, ia menyatakan bahwa pasangan calon (paslon) akan ditetapkan secara kolektif kolegial, musyawarah mufakat, penuh kekeluargaan, dan tidak voting.

"Ukuran-ukuran rasionalitas politik berdasarkan akal sehat akan menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan paslon. Dan siapa pun yang akan ditetapkan sebagai paslon adalah menjadi figur yang harus diperjuangkan bersama-sama,” ujar Viva.

Viva menyatakan bahwa PAN akan terus berkomunikasi dengan seluruh partai politik agar Koalisi Kebangsaan dapat terwujud dan paslon yang diusung dapat memenangi Pilpres 2024.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) tidak turut mengatur pembentukan koalisi besar.

“Tidak ada mengatur-atur, tidak ada. Partai-partai politik, dalam hal ini ketua-ketua umum parpol memiliki independensi untuk bisa menentukan arah perjuangan partainya ke depan,” kata Eddy Soeparno kepada wartawan di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2023) seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan bahwa Joko Widodo merupakan pembina partai politik untuk seluruh partai politik di Indonesia. Dalam hal ini, tutur Eddy, Jokowi hanya menghendaki pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) dengan suasana damai, lancar, dan tidak ada gejolak yang membahayakan, terutama dari aspek perekonomian. "Itu saja 'guidelines'-nya," ucap Eddy.

Terkait dengan koalisi besar yang bertujuan untuk membentuk dua poros dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Eddy menyatakan bahwa sampai saat ini belum dapat disimpulkan demikian karena masih dalam tahapan awal.

“Saya kira kita tidak bisa menyimpulkan segala sesuatu, ya. Tadi saya sampaikan ini kan bagian dari sebuah proses yang kita awali. Dan ini proses yang awal, di tahapan awal,” kata Eddy.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/