Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
21 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
2
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
3
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan 'Liar' GM Novendra
Olahraga
21 jam yang lalu
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan Liar GM Novendra
4
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
14 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
5
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
45 menit yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
6
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Opini

Jakarta Sentral Peradaban dan Etalase Indonesia

Jakarta Sentral Peradaban dan Etalase Indonesia
H Mulyadi
Rabu, 24 Agustus 2016 18:52 WIB
Penulis: H Mulyadi

HARI Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-71 tanggal 17 agustus 2016, berlangsung dengan meriah. Di Jakarta tradisi mengerek bendera pusaka, diwarnai dengan kehadiran kereta kencana. Sehingga hal ini menampilkan suasana menarik. Biasanya tradisi kereta kencana di muka publik, hanya dilakukan pada hari istimewa di Keraton Jogjakarta, dengan kehadiran Sultan Hamengku Buwono X.

Kemeriahaan acara di Istana Merdeka menampilkan hal yang bersifat spektakuler. Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, para menteri, sejumlah pejabat negara dan pimpinan partai politik menghadiri acara tersebut. Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono aja absen di acara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 itu.

Di tengah hadirin nampak antara lain putra mantan Presiden  Soekarno, yaitu Guruh Soekarno Putra. Jokowi nampak memeluk Guruh sambil ia memberi cipika dan cipiki. Hal serupa dilakukan juga kepada Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri. Dimasa lampau Istana Merdeka selalu menjadi pusat acara peringatan kemerdekaan RI. Kawasan di sekitar Istana juga penuh para pengunjung. Sekitaran Istana, juga terdapat beberapa bangunan bersejarah seperti Gedung RRI dan beberapa kantor kementerian.

Peranan Jakarta adalah sebagai sentral peradaban dan etalase Indonesia. Di daerah Gambir masa lalu terkenal akan pasar malamnya. Salah seorang penyanyi yang tampil menghiburkan hadirin yaitu Bram Titaley yang dikenal juga Bram Aceh.  Peristiwa tersebut terjadi di tahun 50-an. Ia menyanyikan lagu keroncong. Antara lain kata-katanya berbunyi "Keroncong Gambir Keroncong Betawi. Jiwa manis indunglah disayang....". Para opa dan oma yang mendengarkan alunan lagu tersebut mengikuti bait demi baik lagu itu.

Di dekat Pasar Gambir yang kini menjadi terminal bus-bus Damri selalu dipenuhi para pengunjung. Karena penumpang naik menggunakan kendaraan tersebut untuk lalu lintas Bandar udara (Bandara) Soekarno-hatta. Tidak jauh dari situ dimasa lalu terdapat Hoofdbureau Van Politie Batavia yang sekarang bernama Polda Metro Jaya. Namun Kantor Polda Metro Jaya sekarang pindah ke gedung di kawasan jalan Jenderal Sudirman, berbatas dengan Senayan. Di sekitaran Istana terdapat pula Gedung Press Club yang merupakan tempat kongkownya para wartawan berbagai media. Perkembangan selanjutnya berdirilah Mesjid Istiqlal yaitu mesjid yang terbesar di Asia tenggara dan menjadi ikon Indonesia.

Melihat begitu pesatnya perkembangan Jakarta, yang juga merupakan kawasan pemukiman berbagai suku dan agama di Indonesia. Beberapa etnis yang menjadi penduduk Jakarta misalnya Betawi, Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Ambon, Minang, Tionghoa dan lain-lain. Uniknya mereka semua merasa dirinya sebagai warga Betawi. Bahkan orang dari Sumatera Barat ada yang berkata "Awak ko orang Betawi". Sementara orang Batak memiliki persatuan yang bernama Batak Betawi (Babe). Begitu juga etnis-etnis lainnya  mempunyai perkumpulan dengan identitas Betawi. Sedangkan penduduk asli Jakarta ada yang bernama "Betawi ora". Mereka berbicara dalam bahasa Betawi asli, namun terpengaruh oleh bahasa lain, Jawa.

Yang tidak bisa dilupakan, fungsi Jakarta juga sebagai etalase Indonesia. Karena berbagai produk bisnis terpampang di pusat-pusat perbelanjaan dan pertokoan. Yang juga ikut mewarnai etalase Jakarta adalah Stadion Gelora Bung Karno yang berdiri tahun 1962 saat berlangsungnya Asian Games ke IV. Kemudian berbagai kegiatan olahraga baik nasional maupun internasional berlangsung di Kawasan tersebut. Sekedar catatan, sebelum adanya Stadion Gelora Bung Karno, kegiatan olahraga di selenggarakan di Stadion IKADA (Ikatan Atletik Djakarta).

Begitulah perjalanan sejarah Jakarta yang kini menjadi sentral peradaban dan etalase Indonesia. Kini Jakarta juga dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Dengan teknologi Modern. Sementara sejumlah bangunan lama ada yang dipertahankan karena memiliki nilai sejarah tinggi.***

H Mulyadi adalah wartawan senior tinggal di Pekanbaru.

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/