Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
6 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
4 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
3 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
3 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Waduh! Terungkap di Sukabumi, Bocah 15 Tahun Jadi Korban Trafficking di Padang

Waduh! Terungkap di Sukabumi, Bocah 15 Tahun Jadi Korban Trafficking di Padang
Ro, Bocah 15 Tahun Jadi Korban Trafficking di Padang
Senin, 21 Desember 2015 19:38 WIB

SUKABUMI - Bocah lelaki berinitial Ro, yang menjadi korban eksploitasi anak di Kota Padang, Sumbar, akhirnya pulang ke rumahnya di Kabupaten Sukabumi. Anak 15 tahun ini pulang dalam keadaan stres dan kelelahan. Selama dipekerjakan di Padang, ia bekerja belasan jam sehari.

Ketua Forum Wanita (Forwa) Sukabumi, Elis Nurbaeti, mengatakan korban dipulangkan pada Minggu (20/12/2015) malam. Ia diserahterimakan dari aparat kepolisian Padang kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi.

“Ia bekerja di tempat pembutan roti rumahan di Padang. Bekerja sejak pukul 03.00 hingga malam hari,” kata Elis yang juga menjabat Wakil Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Sukabum, Senin (21/12/2015).

Menurutnya, terungkapnya kasus perdagangan anak (trafficking) ini berawal informasi dari media sosial (medsos). Korban mengunggah status yang berisi keluhan selama bekerja di Padang.

Anak itu bisa menggunakan HP pada malam hari, selepas bekerja. Informasi itu langsung ditindaklanjuti dengan melakukan upaya pemulangan korban ke kampung halaman dengan melibatkan aparat kepolisian.

“Korban berangkat ke Padang pada 9 Nopember 2015. Awalnya dia berminat bekerja karena ditawari gaji Rp800 ribu per bulan ditambah makan dan dijanjikan dibelikan sepeda motor. Kenyataannya korban hanya dibayar Rp17 ribu per hari dan tidak diberi makan,” terangnya.

Elis menegaskan akan berupaya membuat anak itu kembali sekolah. Soalnya, anak itu hanya jebolan sekolah dasar. (***)

Editor:Marjeni Rokcalva
Sumber:Poskotanews.com
Kategori:Peristiwa
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77