Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
13 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
18 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gawat, Harga Minyak Turun, Lifting Turun, Cost Recovery Masih Besar

Senin, 22 Februari 2016 21:13 WIB
Penulis: Syafri Ario
gawat-harga-minyak-turun-lifting-turun-cost-recovery-masih-besarAmin Sunaryadi
JAKARTA- Sektor Industri Minyak Bumi di Indonesia saat ini benar-benar mengkhawatirkan, pasalnya, saat harga minyak terjun bebas, lifting produksi minyak dan penemuan cadangan juga menurun, namun, cost recoverynya tetap tinggi yang dana berasal dari APBN.

Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi, memaparkan tantangan industri hulu migas secara global terjadi penurunan eksplorasi dan produksi rata-rata 20 persen (2014-2015). Hampir seluruh major company, IOC dan NOC mengalami penurunan investasi.

Tak hanya itu, cadangan pun penurunan, karena penemuan cadangan yang tidak bisa cepat, ini mengakibatkan kapasitas produksi juga menurun.

"Dulu 10-30 minyaknya, sekarang airnya lebih banyak 90 persen, dan minyak yang dihasilkan juga minyak mahal, sekarang yang dominan gas, kalau dulu minyak," jelasnya, Senin (22/2/2016) saat RDP dengan Komisi VII.

Namun, disisi lain, sebesar $38 juta, jumlah ini akan tetap menjadi unrecove cost dan $2.029 milyar dolar ini belum direcoverikan karena dalam tahap pengembangan dan produksi belum keluar.

Total biaya yang dikeluarkan yang belum direcovery $ 8,71 milyar. Komposisi cost recovery di 2015 ini masih belum diaudit, terdapat produksi, explorasi dan development, administrasi, investmen credit, unrecover cost.

Paling besar biaya produksi, lalu eksplorasi, pengembangan, dan depresiasi atau pengeluaran di beberapa tahun sebelumnya.

"Jadi kondisinya saat ini cost recovery tidak turun, goverment tax turun signifikan, harga minyak turun," ujar Amin ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/