Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pesona Indonesia 2016

Amazing.., Wonderful Indonesia Ciptakan Rekor MURI di Malang

Amazing.., Wonderful Indonesia Ciptakan Rekor MURI di Malang
Salah satu kirab budaya di Malang Jawa Timur. (net)
Sabtu, 02 April 2016 22:45 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Wonderful Indonesia bersinar di kota Malang. Branding nasional yang dipromosikan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu sukses mengguncang ribuan pasang mata di Stadion Gajayana, Malang. Kementerian yang dipimpin Arief Yahya ini tercatat memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan tari lokal topeng terbanyak dalam sejarah tarian kolosal dalam perhelatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-102 tahun Kota Malang dan pembukaan Expo ICCN, Jumat (01/04/2016).

”Terima kasih semua atas dukungannya di acara bersama yang membanggakan ini, terima kasih juga kepada Kementrian Pariwisata yang telah mempersembahkan tarian dengan rekor MURI dan dukungannya terhadap acara ini, sangat membanggakan,” ujar Menteri Perdagangan, Thomas Limbong kepada wartawan usai membuka acara tersebut.

Ya, lapangan yang berada di pusat Kota Malang itu berubah menjadi lautan penari. Semua datang dengan berbagai pakaian dengan dihiasi warna yang menarik dan heboh. Sebanyak 1.375 penari menyajikan tari kolosal untuk memeriahkan peringatan. Ribuan penari yang terdiri dari siswa SMP, SMA/SMK, mahasiswa dan penari topeng Malangan menari kolosal selama 7 menit.

Para penari memakai wajah topeng Klono Bapang berwarna merah dan berhidung panjang. Lengkap dengan pakaian seni dengan berbagai bentuk. Tari topeng mewarnai kisah pertempuran Klono Sewandono dan Panji Asmorobangun. Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Manca Negara Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kesenian tari topeng Malangan adalah identitas Kota Malang. Ini sekaligus memperkenalkan kesenian Malang kepada dunia luar terutama para wisatawan mancanegara.

Lebih lanjut, wanita yang biasa disapa Giri ini menjelaskan, dasar dukungan Kemenpar dalam perhelatan ini adalah sebagai hasil Creative Cities Conference di Bandung, melalui Kementerian Pariwisata – maka diselenggarakan ICCC di Solo Oktober 2015 lalu. Perhelatan tersebut membuahkan deklarasi Solo yang berisi 10 Prinsip Kota Kreatif - di mana setiap kota atau daerah harus melakukan pemetaan untuk mengetahui potensi original resources yang dimiliki.

”Originalitas setiap daerah salah satunya "heritage", yang merupakan potensi unggul untuk menjadi destinasi wisata,” ujar Giri. Semua kota yang ada di Indonesia, imbuh Giri, tentunya memiliki daya pikat yang apabila dikembangkan, dapat menjadi ciri khas yang menarik sehingga menjadikannya sebagai destinasi Kota Kreatif. ”Di beberapa kota, penerapan sebagai kota kreatif secara tidak langsung terbukti menjadi salah satu daya pikat terhadap sektor pariwisata, termasuk di Kota Malang ini,” katanya.

Serangkaian kegiatan ICCC, Hellofest Malang Raya pada 3 April 2016 di Graha Cakrawala, merupakan perwujudan aktivasi kota kreatif di bidang animasi, yang berpotensi menarik. Komunitas anak muda kreatif Kota Malang akan ditampilkan bersamaan dengan pelaksanaan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016. Mereka yang tergabung dalam Malang Creative Fusion (MCF) saat ini sudah mempersiapkan lima event yang akan digelar bareng ICCC, 30 Maret–5 April 2016.

Menurut inisiator MCF Vicky Arief, generasi kreatif Kota Malang siap bergerilya untuk menunjukkan karya-karya terbaiknya pada tamu-tamu yang bakal ambil bagian di ICCC 2016. ”Kami diminta mendukung Pemkot dan Kementerian Pariwisata dalam penyelenggaraan ICCC 2016. Itu juga kesempatan emas bagi kami untuk unjuk kebolehan,” ujar Vicky.

Lima event yang bakal digelar itu, yakni pertama Festival Hackathon pada 30–31 Maret yang bertempat di Digital Lounge Telkom, Jalan Basuki Rahmat. Festival ini merupakan lomba pembuatan software dan aplikasi berbasis IT. Event kedua adalah Malang City Expo yang berlangsung mulai 1–5 April yang mengambil lokasi di halaman luar Stadion Gajayana Malang.

Event ketiga, Festival Mural, 3 April di halaman luar Stadion Gajayana Malang. Keempat, Festival Kuliner di Kampung Keramik Dinoyo, pada waktu yang sama. Event kelima Fashion On The Street, 3 April di seputaran Jalan Simpang Balapan. ”Semoga semua bisa berjalan lancar,” harapnya.

Kepala Disperindag Kota Malang Tri Widyani, Malang City Expo 2016 bakal mengangkat tema Membangun Kota dengan Ekonomi Kreatif. Expo ini akan diikuti beragam stan. Mulai dari Kementerian, Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Indonesia, BUMN/BUMD, SKPD daerah, IKM, UMKM, dan para wirausaha nasional, serta Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).

Malang City Expo 2016 meliputi pameran industri, perdagangan, investasi dan bisnis, pameran pariwisata, ekonomi kreatif dan industri kreatif, gelar produk IKM, UMKM, dan potensi masing-masing daerah. Ada juga pameran pelayanan publik, pagelaran seni budaya, festival kuliner tradisional, dan waralaba. ”Kami juga menggandeng MCF untuk menggelar serta lomba mural dan grafiti dalam Malang Art Fest 2016,” urainya.

Yani menambahkan, nantinya seluruh gelaran bakal dibuka untuk umum. Sehingga seluruh warga Malang dipersilakan untuk hadir dan memeriahkan Malang City Expo 2016. ”Nantinya seluruh kegiatan expo dipusatkan di halaman luar Stadion Gajayana,” jelasnya.

Menpar Arief Yahya langsung ingat pada buku bersampul warna merah yang pernah dia tulis pada 29 Desember 2014 silam, C2C –Creativity to Commerce. Dia bercerita soal perusahaan-perusahaan pemula, atau yang biasa disebut sebagai start up company. Kota-kota kreatif, seperti Bandung, Solo, Jogja, Malang dan lainnnya harus membina dan memberi ruang gerak kepada anak-anak muda untuk menjadi pebisnis. Tetapi, tidak ada yang rumus, orang berbisnis, langsung sukses, mendapatkan banyak laba, dan sustainable.

“Bahkan, dalam buku saya itu, saya sebutkan, keberhasilan pebisnis startup di industri kreatif digital hanyalah 5%! Sisanya yang 95% gagal. Karena itulah, saya tulis konsep C2C Startup Model ini. Konsep ini diharapkan bisa membantu para pebisnis startup Indonesia dalam mendirikan bisnis mereka, terutama di kota-kota kreatif tersebut,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Ada tiga strategi yang tercakup dalam C2C Startup Model ini, yaitu Comparative Strategy, Competitive Strategy, dan Cooperative Strategy. Para pebisnis startup bisa memilih ketiga strategi ini untuk mengembangkan dan menggapai cita-cita mereka. Selain bisa diterapkan pada industri kreatif digital, C2C Startup Model ini juga bisa digunakan untuk mengembangkan industri kreatif tradisional, seperti kerajinan, kesenian, dan lainnya. “Dua pertiga karakter industri kreatif yang satu dan lainnya mirip-mirip saja kok,” sebut Menpar. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/