Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Cerita Pahit Petani Aceh Besar Menanam Ganja

Cerita Pahit Petani Aceh Besar Menanam Ganja
Ilustrasi
Sabtu, 02 April 2016 10:25 WIB

ACEH BESAR - Seorang petani asal Kemukiman Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Fauzan mengaku menanam ganja tidak membuat dirinya kaya. Malah kesengsaraan didapatkannya selama mengerjakan perbuata terlarang tersebut.

"Semula saya pikir tanam ganja bisa kaya. Tapi, kenyataannya tanam ganja tidak membuat kaya. Yang ada malah dicari-cari aparat," kata Fauzan di Lamteuba, Aceh Besar, dilansir Antara, Jumat 1 April 2016.

Pernyataan tersebut diungkapkan Fauzan di hadapan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Kapolri berada di Lamteuba dalam rangka memimpin operasi pemusnahan ladang ganja.

Fauzan menuturkan, dirinya bersama sejumlah rekan lainnya menjadi petani ganja karena disuruh oleh seorang "toke". Namun, ia tidak tahu siapa "toke" dan alamatnya.

"Saat itu tahun 2001. Kami disuruh tanam ganja oleh 'toke'. Luas ladang sekitar 500 meter persegi. Setelah tanam ganja, ladangnya dibiarkan. Kami kembali ketika panen," kata Fauzan.

Namun, sebut dia, selama menanam ganja, dirinya tidak tenang. Ia dan sejumlah petani lainnya dikejar dan dicari-cari aparat keamanan. Hingga akhirnya ia mengalihkan dari menanam ganja ke tanaman bernilai ekonomi lainnya.

"Semula berharap kaya, malah hidup tidak tenang. Jadi, menanam ganja itu tidak tenang. Kini, saya menanam kakao dan tanaman palawija lainnya," kata Fauzan.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengajak petani Aceh yang selama ini menanam ganja mengalihkan pola menanam ke palawija dan tanaman bernilai ekonomis lainnya.

"Menanam ganja tidak pernah kaya. Yang kaya adalah sindikatnya. Petani yang sudah sadar agar bisa mengingatkan rekan maupun kerabatnya tidak terjerumus menanam ganja," kata Kapolri.

Jenderal berbintang empat itu juga mengajak pemerintah daerah untuk aktif membina petani, sehingga mereka tidak terjerumus dengan menanam ganja, tapi mengalihkan ke tanaman hortikultura maupun palawija.

"Aceh tanahnya subur. Apapun yang ditanam bisa tumbuh, termasuk ganja. Namun, kalau petani tidak dibina, tentu mereka akan tetap menanam tanaman terlarang ini," kata Badrodin Haiti.

Editor:Mustafa Kamal Usandi
Sumber:liputan6.com
Kategori:Aceh, GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/