Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
17 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
17 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
11 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
12 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  Jawa Tengah

Bupati Batang 'Sang Mayor yang Dianggap Gila' Malah Menghasilkan Karya Luar Biasa

Bupati Batang Sang Mayor yang Dianggap Gila Malah Menghasilkan Karya Luar Biasa
Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo bersama kedua anak dan istrinya yang sering disapa ibu Tipuk, pada saat makan bersama. (GoNews Group)
Senin, 02 Mei 2016 20:19 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
BATANG, JATENG- Sepak terjang mantan anggota TNI yang pensiun dengan pangkat terakhir mayor bernama Yoyok Riyo Sudibyo sedang menjadi sorotan publik, bahkan aksinya juga acap kali dianggap "gila".

Ya, Yoyok adalah mantan TNI yang kini menjadi Bupati Batang, Jawa Tengah. Saat itu Yoyok mencalonkan diri dari jalur independen sebagai Bupati Batang pada tahun 2012. Sejak kepimpinan Yoyok, Batang seakan berubah 180 derajat.

Dan masih lengket diingatan kita semua, dimana Bupati yang berperawakan kurus ini membuat gebrakan yang dinilai benar-benar gila dan tidak masuk akal. Dimana Yoyok menyelenggarakan festival yang tidak biasa, yakni transparansi anggaran dari semua Dinas dan Kecamatan yang ada di Batang.

Ide festival anggaran ini menurut cerita Yoyok kepada GoNews Group pada Senin (02/05/2016) di Rumah Dinasnya, bukanya tanpa halangan dan hambatan. Bahkan dirinya juga mengaku mendapat teror dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan idenya tersebut. "Setiap perjuangan pasti ada hambatan dan halanganya mas, kalau soal teror wah jangan ditanya lagi, banyak deh pokoknya. Tapi alhamdulillah berkat kerjasama yang baik dengan semua instansi, akhirnya jalan juga. Ya pesen saya cuma satu, kalau mau serius membangun Kabupaten Batang, ya mulai dari yang atas sampai kebawah harus serius, jangan sampai saya sudah berusaha semampu saya, tapi yang dibawah tak mengikuti ya percuma," ungkap Bupati yang doyan Sego Megono ini.

Dibawah kepemimpinan Yoyok, Batang saat ini sudah menerapkan sistem penganggaran sama seperti di Jakarta dan Kota Surabaya. Kabupaten yang luasnya hanya 788,64 km persegi itu juga menerapkan lelang jabatan.

"Saat ini, Batang mempunyai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp1,2 triliun. Tentu saya harus menerapkan penghematan anggaran, Kabupaten saya ini miskin lho, kalau tak hemat bisa kacau dong," tukasnya.

Begitu pula soal penanggulangan korupsi, Yoyok pun menerapkan sistem "radikal". Bahkan hingga desa-desa di kabupaten yang dia pimpin menjadi kawasan bebas korupsi, dengan menerapkan pemilihan kepala desa yang "nol" politik uang.

Salah satunya contohnya adalah pemilihan kepala desa yang belum lama ini di Kecamatan Wonotunggal tepatnya di Desa yang sempat GoNews Group kunjungi, yakni Desa Gringging Sari. Dimana instruksi sang Bupati Yoyok benar-benar diterapkan, para calon tidak mengeluarkan uang atau sumbangan sembako ke warga dalam pilkades tersebut.

"Desa ini kan sumber awal dari berdirinya sebuah Kabupaten. Maka saya pikir semua harus dimulai dari desa-desa, lalu kecamatan. Nah kalau dari bawah sudah menerapkan hal yang saya anjurkan, insya allah di Tingkat Kabupaten sudah tidak sulit lagi," ucapnya.

Ketika ditanya terisnpirasi dari mana ide-idenya, Yoyok mengaku idenya timbul karena situasi yang memaknya. "Saya baru merasakan menjadi bupati ya baru sekitar tahun 2015, karena tahun 2012, 2013 dan 2014, saya belum merasakan jadi bupati, masih gagap. Setelah saya pelajari dan melihat situasi Kabupaten yang saya pimpin itulah lama-lama saya merasa harus mempertanggungjawabkan dana dari pemerintah pusat Rp1,2 triliun sekian, sementara saya tidak mempunyai pengalaman apa pun, makanya saya memiliki ide spontan yang tentunya tidak semua orang suka, tapi saya tetap nekad saja, karena dalam pikiran saya adalah, bagaimana merubah Kabupaten kecil ini menjadi lebih baik," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/