Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
7 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
2 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
7 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
2 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Bali Memang Tidak Ada Matinya, Acara Ritual Saja Bisa Sedot Perhatian Wisatawan

Bali Memang Tidak Ada Matinya, Acara Ritual Saja Bisa Sedot Perhatian Wisatawan
Salah satu ritual menjelang digelarnya Wayang Patumpuk di Bali. (istimewa)
Minggu, 22 Mei 2016 22:47 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Bali tak ada matinya buat atraksi pariwisata. Seluruh kehidupan budaya masyarakat Bali, adalah atraksi yang memikat. Termasuk soal ritual keagamaan, yang di banyak tempat menjadi eksklusif dan tidak boleh dijadikan bahan tontonan. Di situlah salah satu daya tarik Bali bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Ada tradisi Tumpek Wayang. Tradisi yang akan digelar di setiap desa di Bali itu akan dilaksanakan pada Sabtu, 4 Juni 2016. Jaga tanggal mainnya, hari Sabtu. ”Itu akan menjadi daya tarik kami yang tidak akan pernah dilupakan para wisatawan, setiap desa akan melaksanakan Tumpek wayang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Agung Yuniartha.

Agung mengatakan, Tumpek Wayang adalah upacara bermakna sebagai hari kesenian. Hari tersebut dipercaya sebagai kelahiran berbagai jenis alat-alat kesenian semisal gender, gong, barong, wayang dan lainnya yang kerap digunakan untuk kepentingan hiburan.

”Upacara ini digelar pada tiap 6 bulan sekali dalam sistem pengkalenderan Bali atau tiap 210 hari sekali yang termasuk dalam rentetan Hari Raya Galungan. Semua alat musik akan keluar. Nah, di sini jadi daya tarik itu menjadi semakin kuat,” ujarnya bangga.

Di Bali menggelar kegiatan ritual Tumpek Wayang juga disertai dengan hiasan yang indah seperti rangkaian janur (banten) kombinasi bunga, kue dan buah-buahan. "Namun bagi seniman dalang wayang kulit, atau keluarga yang mewarisi seperangkat wayang kulit dari leluhurnya menggelar kegiatan ritual secara khusus dengan wayang tersebut, ratusan ribu orang akan berkumpul saat acara tersebut di setiap desa, wisatawan nusantara maupun wisatawan asing akan bersatu menikmati ritual yang unik dan menarik itu,” jelasnya.

Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar, Dr I Ketut Sumadi, masyarakat Bali amat sangat memegang teguh budayanya.

"Adanya prosesi ritual yang disebut Tumpek Wayang, hari baik dalam kelender Bali untuk melaksanakan kegiatan ritual yang bermakna untuk menghormati wayang kulit agar tetap mempunyai taksu (kharisma), sesuai watak dalam pementasan," ujar Ketut Sumadi.

Bagi keluarga yang ekonominya mampu, setiap rangkaian ritual itu diiringi dengan pementasan kesenian yang tentunya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit namun malah mendatangkan banyak wisatawan.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi kreativitas orang Bali yang sudah sangat sadara wisata. Apa saja yang dilakukan, dengan kebudayaan, pasti menjadi atraksi yang tidak ada duanya di dunia. “Karena itu, Bali akan terus eksis sebagai destinasi andalan Indonesia,” kata Arief Yahya.

Saat di Beijing, Arief Yahya menjelaskan ada tiga hub yang akan menjadi pintu masuk penyebaran wisman ke daerah lain. Pertama; Bali sebagai hub pariwisata. Wisman terbang ke Bali, menikmati beberapa saat di Bali, dan bisa melajutkan perjalanan wisata ke daerah lain. Kedua, Jakarta sebagai hub bisnis. Wisman berbisnis dulu, di ibu kota, setelah itu terbang ke mana saja di seluruh penjuru Indonesia bisa tersambung dari Jakarta.

“Ketiga adalah Hub Singapura, sebagai hub transit. Terbang ke Singapura, belanja di sana, setelah itu menyeberang ke Batam, Bintang, Tanjung Balai Karimun? Atau melanjutkan terbang ke berbagai daerah di Indonesia. Singapore Airlines punya 13 destinasi ke Indonesia, silakan,” ungkap Arief Yahya. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/