Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
21 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
21 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Home  /  Berita  /  GoNews Group

7 WNI Disandera, Akom: Saya Percaya Aparat Kita Mampu Membebaskan, Tapi Pemerintah Jangan Lengah

7 WNI Disandera, Akom: Saya Percaya Aparat Kita Mampu Membebaskan, Tapi Pemerintah Jangan Lengah
Ketua DPR RI, Ade Komarudin. (istimewa)
Jum'at, 24 Juni 2016 14:17 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Ketua DPR Ade Komarudin atau Akom mempercayakan soal disanderanya 7 WNI di Filipina kepada aparat penegak hukum.

"Ini ketiga kali, saya percaya kepada aparat yang tangani. Pasti udah punya langkah-langkah yang sebelumnya terbukti efektif," katanya di Gedung DPR Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Meski demikian Akom mengingatkan agar jangan sampai pemerintah lengah dengan kasus-kasus seperti ini. Menurutnya, pembebasan ketujuh WNI itu harus dipercepat.

"Tapi saya ingatkan jangan sampai lengah dan kalau bisa prosesnya dipercepat kalau udah tau apa yang harus dilakukan untuk masalah sandera," katanya.

Lanjut Akom, dalam upaya pembebasan 7 WNI yang disandera di Filipina, pemerintah tidak perlu melakukan pendekatan militer.

"Tidak usah karena ini premanisme, vandalisme yang sesungguhnya bisa dilakukan dengan pendekatan persuasif," kata Akom.

Akan tetapi, pembebasan ketujuh WNI itu juga dianggap memerlukan komunikasi intensiy dengan pemerintah Filipina agar hal ini tidak kembali terjadi.

"Tapi ini harus kerjasama dengan pemeritnah setempat agar gak berulang. Karena ini menyangkut keamanan nasional negara tersebut, bukan ideologi gerakan-gerakan teroris," imbau politikus Partai Golkar ini. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/