Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
19 jam yang lalu
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
17 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
17 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
4
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
16 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
5
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
6
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
17 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

DPR Minta Filipina Perkuat Keamanan Perairan Agar Kasus Penyanderaan Tak Terulang Lagi

DPR Minta Filipina Perkuat Keamanan Perairan Agar Kasus Penyanderaan Tak Terulang Lagi
Wakil Ketua DPR Ri, Agus Hermanto. (GoNews.co)
Jum'at, 24 Juni 2016 14:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- 7 WNI kembali disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. DPR RI melalui Wakil Ketuanya yakni Agus Hermanto mengatakan, pengawasan perairan Indonesia memang penting.

Namun kata dia, dalam kasus penyanderaan 7 WNI, Filipina lah yang harus memperkuat pengawasan perairannya.

"Ini sudah memasuki perairan filipina, ini kan merupakan otoritas daripada keamanan di filipina sehingga kita mengimbau dan menekankan bahwa filipina harus memperkuat keamanan yang ada di sana," katanya di Gedung DPR Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Terlebih, DPR minta Pemerintah Filipina untuk intensif dan fokus menyelesaikan permasalahan pembajakan dari kelompok-kelompok separatis. Termasuk faksi Abu Sayyaf yang dianggap merisaukan negara tetangga.

"Terlebih lagi secara progresif filipina harus menyelesaikan masalah masalah internalnya dengan Abu Sayyaf dan kelompok lain yang merisaukan negara tetangga," desaknya.

Diberitakan sebelumnya, Menlu Retno Marsudi membenarkan kabar penyanderaan tujuh WNI awak Kapal Charles 001. Retno menyatakan penyanderaan dilakukan dalam dua tahap.

"Setelah melakukan komunikasi, koordinasi, dan verifikasi secara intensif dengan sejumlah pihak di Indonesia dan Filipina, pada tanggal 23 Juni sore, kami mendapatkan konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap ABK WNI Kapal Charles 001 dan tongkang 152," kata Retno dalam jumpa pers di Kemenlu, Jumat (24/6/2016).

Menurut Retno, penyanderaan terjadi di Laut Sulu dan dibagi dalam dua tahap pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat, dan kedua 12.45 waktu setempat oleh 2 kelompok senjata yang berbeda.

"Pada saat terjadi penyanderaan, kapal membawa 13 ABK, 7 disandera dan 6 bebas. Saat ini 6 ABK yang bebas dalam perjalanan membawa Kapal Charles 001 dan tongkang 152 menuju Samarinda," jelas Retno. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/