Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
21 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
21 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dihadapan Kepala Staf Kepresidenan, Dansatgas Karlahut Riau Ceritakan Betapa Mengerikannya Gambut yang Terbakar

Dihadapan Kepala Staf Kepresidenan, Dansatgas Karlahut Riau Ceritakan Betapa Mengerikannya Gambut yang Terbakar
Rapat evaluasi operasi siaga karlahut di Lanud Roesmin Nurjadin. (Foto: Ratna SD)
Kamis, 21 Juli 2016 10:09 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Menjelang kedatangan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ke Provinsi Riau, seluruh jajaran satuan tugas (satgas) operasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Riau menggelar rapat evaluasi.

Dihadapan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangiley, Kepala Staff Kepresidenan Teten Masduki dan Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Poead, Danrem Nurendi memaparkan betapa mengerikannya lahan gambut apabila sudah terlanjur terbakar. Dimana, gambut yang tebal jika terbakar akan menjalar kedalam, sehingga memerlukan proses pendinginan yang berhari-hari untuk memastikan bara di dalam gambut benar-benar mati.

"Beginilah kondisi Riau jika terjadi karlahut. Begitu susahnya penanganan gambut yang sudah terbakar karena harus didinginkan rendam dulu dengan air. Di cek sampai api yang menjalar ke dasar gambut sudah mati. Untuk mendapatkan airnya pun terkadang susah. Apa lagi kalau lokasinya jauh di pedalaman," kata Danrem 031/Wira Bima, Brigjen TNI Nurendi saat melaporkan kondisi terkini penanganan karlahut, Kamis (21/7/2016) di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Status siaga karlahut di Riau pun telah ditetapkan pada 7 Maret hingga 4 Juni 2016 lalu. Kemudian, telah diperpanjang untuk kedua kalinya oleh Gubernur Riau pada 5 Juni 2016 hingga 30 November mendatang. Lantaran tak mau terulangnya kembali 'tragedi' kabut asap, personil satgas karlahut ditambah untuk memperkuat operasi pada daerah rawan-rawan kebakaran dan menjadi prioritas yakni Kabupaten Rohil, Kepulauan Meranti, Siak dan Dumai.

"Evaluasi dari tahun ke tahun khususnya tahun 2014 dan 2015, kondisi kita jauh lebih baik. Karlahut dapat ditekan dan dicegah dini. Saya juga sudah buat buku ramalan konfidensi cuaca dan konsep mencegah kebakaran. Kebetulan Pak Menkopulhukam setelah melihat itu mengatakan kepada daerah rawan karlahut untuk mengacu pada konsep ini," tutupnya.

Turut hadir dalam rapat ini, diantaranya Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Brigjen Pol Supriyanto, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril, Manggala Agni, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). ***

Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/