Nekat, Mau Belajar di Sekolah Saja, Murid SD di Pinggir Ini Harus Menantang Maut
Penulis: Ira Widana
Pantauan GoRiau.com dilapangan, anak-anak sekolah yang mayoritas dari bangku Sekolah Dasar ini setiap hari pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah menumpangi mobil bak terbuka dengan posisi berdiri tanpa pegangan tangan bak siap menantang maut. Mereka bahkan harus bermandikan lumpur untuk bisa melewati medan Jalan, setiap hari hanya untuk bisa hadir dan belajar di sekolah.
Beruntung jika sang supir berhasil melewati medan Jalan yang masih masuk Jalan Operasi Chevron Duri itu tanpa mogok. Anak-anak yang diatas bak mobil itupun terlihat histeris dan saling berpegangan saat melewati satu-satunya akses Jalan penghubung dari Desa Tasik Serai ke Desa Muara Basung.
Dan rupanya, tidak hanya itu saja pengorbanan anak-anak tersebut untuk bisa belajar ke sekolah. Bahkan untuk menaiki mobil pikup itu, ada biaya bulanan yang mencapai Rp130 ribu perbulannya per anak dari Desa Tasik Serai.
"Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah setempat dan perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah itu. Jika dibiarkan terlalu lama, maka akan mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat," ujar Irwansyah, warga Muara Basung kepada GoRiau.com, Senin (25/7/2016).
Selain itu juga, menurut Irwansyah, Jalan yang rusak itu juga satu-satunya akses Jalan menuju Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Sebanga. Pengembangan wisata daerah, tentunya akan terhambat dengan infrastruktur yang tidak mendukung.
"Sekarang bagaimana wisatawan mau datang berkunjung ke PLG Sebanga ini, jika kondisi Jalan yang harus ditempuh saja bentuknya seperti itu. Siapapun pasti akan mengurungkan niatnya untuk berwisata melihat gajah-gajah jinak di PLG Sebanga ini," ujarnya lagi, agar ada pihak terkait yang respon segera dengan kondisi ini, khususnya orang nomor 1 di Bengkalis yang juga warga Muara Basung.***
Kategori | : | Umum, GoNews Group |