Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
13 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
13 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
11 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
11 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

DPR Desak Kemenkes Serius Atasi Pemalsuan Sektor Kesehatan

DPR Desak Kemenkes Serius Atasi Pemalsuan Sektor Kesehatan
Ilustrasi Vaksin palsu. (net)
Selasa, 26 Juli 2016 10:31 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kementerian kesehatan dan instansi terkait diminta untuk lebih fokus bekerja mengurus kesehatan masyarakat. Pasalnya, menurut Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, setelah beredarnya vaksin palsu, menyusul berbagai hal-hal palsu lainnya yang dapat merusak kepercayaan publik. Termasuk di antaranya, kartu BPJS palsu yang saat ini banyak disorot media.

"Apa pun alasannya, pemalsuan-pemalsuan itu terjadi karena ada sesuatu yang salah. Soal BPJS, itu kemungkinan terjadi karena ada warga yang merasa berhak, tetapi tidak tercatat sebagai penerima. Ada oknum yang menawarkan, lalu disambut oleh warga. Bisa jadi, bermula dari proses pendataan kepesertaan penerima BPJS," ujarnya, Selasa (26/07/2016) di Senayan Jakarta.

Menurut Anggota DPR asal Sumut ini, tindakan pemalsuan-pemalsuan seperti itu tentu tidak dapat ditolerir. Perlu upaya dan kerja keras pemerintah untuk menghentikannya. "Keberhasilan kebijakan program bantuan sosial mesti harus didasarkan pada basis data yang benar," tukasnya.

Selain itu, kementerian kesehatan diminta bersama badan POM meningkatkan pengawasannya pada peredaran obat dan makanan. Pasalnya, belakangan ini ada banyak media yang menyoroti beredarnya obat-obat terlarang di internet. Banyak konsumen yang memesan obat-obat tersebut tanpa memerlukan resep dokter.

"Ini berbahaya. Jika kelebihan dosis dan juga disalahgunakan, obat-obat terlarang itu bisa lebih bahaya dari narkoba," tegasnya.

Masih menurutnya, jika dibiarkan tanpa pengawasan, peredaran obat-obat terlarang tersebut bisa dinilai sah. Untuk obat-obatan yang mesti berdasarkan resep dokter, tidak semestinya diperjualbelikan lewat internet. Harus ada pengawasan khusus terkait hal ini.

"Saya malah khawatir, pemerintah belum mempunyai sistem pengawasan peredaran obat via internet seperti itu. Padahal, transaksi lewat jalur internet, hari ini menjadi pilihan banyak orang. Lagi pula, orang akan berpikir untuk apa beli obat di apotek yang mensyaratkan resep dokter jika bisa diperoleh lewat jalur tidak resmi di internet," pungkasnya. (***)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/