Darmawi Aris: Ngapaian Pemprov Borong Parfum sampai Rp1 Miliar? Kalau Busuk Tetap Busuk
Penulis: Muslikhin Effendy
Bahkan dirinya menegaskan, diborong pun parfum, yang busuk akan tetap busuk. "Sekarang ini semua sudah keblinger, harus diingat ya, yang busuk tetaplah busuk, mau disiram parfum satu drum tetap kecium bau busuknya. Apa perlu saya jabarkan? Nanti tersinggung pula," ujar Darmawi kepada GoRiau.com (GoNews Group), Kamis (18/08/2016) siang, di Jakarta.
"Kalian harus ingat, kasus asap dan kebakaran lahan di Riau belum sepenuhnya tuntas, efek dari itu jelas banyak sekali, termasuk kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih kembang kempis, lah kok masih main-main dengan anggaran miliaran hanya untuk parfum," tukasnya.
Dirinya mengaku kecewa dan kesal dengan tingkah laku para pejabat Riau yang masih ingin bermewah-mewahan diatas penderitaan rakyatnya. "Inget tanggung jawab, kalian ini diberikan amanah untuk melindungi dan memeberikan rasa kenyamanan, keadilan kepada rakyat, jangan terus-terusan menyakiti rakyat," tegas Darmawi.
"Nanti kalau rakyat berontak, mengadakan perlawanan dibilang pembangkang, ini yang repot. Mbok dipikir, harga sawit, karet yang tidak menentu sudah membuat pusing masyarakat, jangan ditambah pusing lagi. Pemimpin atau pejabat yang amanah, adalah pejabat yang mendegarkan kritikan rakyat, bukan cuma didengar tapi juga dilaksanakan," pintanya.
Untuk itu kata dia, sudah seharusnya Pemprov Riau mendengar keluhan warganya. Dan sebisa mungkin memangkas anggaran-anggaran yang bersifat tidak mendesak.
"Pangkas kalau perlu ditiadakan, bisa dibayangkan kalau parfum harga Rp70 ribu perbotol dan pengharum ruangan katakan paling mahal Rp85 ribu, berapa karung tuh parfum kalau Rp1 Miliar?. Pemerintah pusat sedang menggalakkan pemangkasan-pemangkasan anggaran, harusnya hal yang sama dilakukan pemerintah daerah," pungkasnya. (***)
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau, DKI Jakarta |