Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
13 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
8 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
8 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
13 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 Populerkan Ulos Khas Batak

Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 Populerkan Ulos Khas Batak
Presiden Joko Widodo saat mengenakan Kain Ulos. (net)
Jum'at, 19 Agustus 2016 11:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PARAPAT - Ulos adalah seledang berwarna gelap, merah-hitam-putih yang biasa dikombinasi dengan tempelan manik-manik warna-warni, yang digunakan dalam semua upacara penting dan tradisi Batak. Kain tenun Tapanuli ini pernah tampil di Asian Model Festival Awards 2016.

Ketenaran ulos yang sudah mendunia itu akan kembali heboh di Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Tobasa pada 20-21 Agustus mendatang.

Ribuan manusia penonton karnaval ini akan mengenakan ulos dan tutup kepala tenun atau sortali. Lantas apa sih istimewanya ulos? Mengapa ulos ikut diangkat? Mengapa juga Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi juga bersedia mengenakan trade mark khas Batak itu saat KKPDT nanti?

“Presiden Jokowi sangat menghormati budaya local. Tahun lalu di Karnaval Khatulistiwa Pontianak, Kalbar, beliau juga mengenakan baju kebesaran Dayak, dan ikut karnaval keliling kota. Tahun ini 2016, beliau juga senang bisa mengenakan simbol-simbol budaya Batak di Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 ini,” ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta.

"Ulos yang berwarna dasar merah tua, hitam dan ornamen putih itu kontras dengan suasana Danau Toba yang terang, cerah, hijau. Karena itu kalau difoto akan menghasilkan efek gambar yang indah. Warna-warnanya jadi hidup, menonjol," kata Arief Yahya.

“Ulos memang tidak mudah lekang dengan panas, dan tidak lapuk dari hujan. Ulos, tidak hanya menyimpan tradisi “Batak” yang kental dan sarat makna, tapi juga prestise dari moderenisasi proses akulturasi,” terang Irma Hutabarat, Dewan Pendiri Miyara Sumatera Foundation - organisasi yang bergerak untuk pelestarian budaya, konservasi alam, dan pengembangan pariwisata Sumatera, Rabu (17/8).

Dari kajian yang dilakukan Miyara Sumatera Foundation, ulos memang terlihat istimewa. Ditemukan fakta bahwa ulos merupakan suatu produk penting asal salah satu peradaban tertua di Asia. Usianya diperkirakan sudah 4.000 tahun. Ulos bahkan disebut-sebut telah ada jauh sebelum bangsa Eropa mengenal tekstil.

Unsur estetikanya? Sangat wow dan mendalam. Dari kajian Miyara Sumatera Foundation, ulos disebut sebagai representasi dari semesta alam. Di masa lampau, perempuan-perempuan Batak bangga menenun, memakai, dan mewariskannya kepada keluarga sebagai suatu pusaka.

Karena kesakrakalan tadi, kajian terhadap ulos tak hanya ada di Indonesia. Museum dan universitas di Singapura, Amerika, Inggris dan Belanda ikutan menyimpan kajian tentang ulos lantaran diaggap unik dan sangat tua.

Karya seni ini dianggap memiliki makna yang tinggi. Dominasi warna hitam, merah dan putih dinilai punya daya pikat yang tinggi. Warna merah melambangkan keberanian, warna putih melambangkan kesucian, dan warna hitam melambangkan kekuatan.

Dalam buku Seni Budaya Batak yang ditulis Jamaludin S Hasibuan (1985), teknik ikat dalam tenun Batak berasal dari kebudayaan Dongson yang berkembang di kawasan Indochina. Kain tenun ulos sejatinya merupakan selimut pemberi kehangatan. Ada tiga unsur pemberi kehangatan dalam kehidupan orang Batak zaman dahulu, matahari, api, dan ulos. Ulos dikenakan sebagai penjaga keselamatan tubuh dan jiwa pemakainya.

Dan pada masa sekarang, ulos tak lagi berfungsi magis sebagai penjaga jiwa, tetapi penjaga identitas budaya bagi masyarakat Batak. Di dalam setiap helai benangnya termuat sejarah yang menjadikan identitas Batak.

So, mau tahu lebih banyak detail dan filosofis tentang ulos? Datang saja ke Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Tobasa, 20-21 Agustus 2016. Semua info terkait ulos bisa Anda dapatkan di sana. Bahkan, Anda juga bisa menyaksikan langsung proses penenunannya. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/