Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
11 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
2
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
11 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
11 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
9 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
11 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
8 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kisah Remaja Aceh Nyaris Gabung ISIS

Kisah Remaja Aceh Nyaris Gabung ISIS
Akbar Maulana, remaja Aceh yang nyaris gabung ISIS. (Viva.co.id/Dinia Adrianjara)
Senin, 22 Agustus 2016 22:01 WIB
Perkembangan media sosial kini menjadi salah satu sarana yang digunakan kelompok radikal ISIS, untuk mempertontonkan aksi brutal dan merekrut generasi muda di dunia. Salah satu remaja Indonesia yang nyaris kepincut propaganda ISIS adalah Akbar Maulana, remaja 16 tahun asal Aceh yang memperoleh beasiswa SMA dari Pemerintah Turki di SMA Imam Hatib, Kayseri.

Siswa kelas 12 yang mahir berbahasa Arab ini sempat dibuat ‘galau’, lantaran dua temannya yang juga berasal dari Indonesia telah bergabung dengan ISIS, akibat terpengaruh media sosial Facebook.

Suatu ketika Akbar melihat foto Yazid, salah seorang temannya yang juga berasal dari Indonesia, telah bergabung dengan kelompok ISIS dan berfoto dengan senapan AK-47. Menurutnya, penampilan Yazid saat itu sangat gagah karena menjadi salah satu tentara jihad.

Nyaris tergoda, Akbar mengakui bahwa tren perekrutan melalui media sosial ini sangat mungkin terjadi karena para remaja hari ini lebih banyak meluangkan waktu di depan internet dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.

"Saya lihat mereka yang bergabung dengan kelompol ISIS banyak yang pendiam dan lebih sering di depan komputer, bermaingame online dan Facebook. Meskipun ikut berkumpul, mereka lebih banyak diam. Saya cukup kaget melihat mereka yang tewas di daerah perang seperti itu," kata Akbar Maulana kepada wartawan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Senin, 22 Agustus 2016.

Akbar mengatakan, hubungannya yang dekat dengan orangtua, terutama ibu, adalah salah satu faktor yang membuat ia urung bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Ia meyakini, jihad bisa ditempuh melalui banyak cara yang lebih luas ketimbang bergabung dengan kelompok ekstrimis seperti itu.

"Saya ingat dengan ibu saya, itu yang membuat saya tak jadi bergabung. Selain itu, pemerintah jangan lagi menggunakan gaya kuno untuk memberikan pandangan-pandangan ekstrimisme kepada pemuda. Mereka perlu diberikan pengarahan dengan cara yang lebih modern supaya pemahaman mengenai hal ini bisa diterima dengan baik," kata Akbar.

Ia kemudian berpesan bahwa peran generasi muda dan orangtua dalam membantu membina pencarian jati diri seorang anak sangat penting, supaya tidak terjerumus ke dalam kelompok radikal yang tidak benar.

Editor:Kamal Usandi
Sumber:viva.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/