Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
17 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
17 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
18 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
17 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pesona Kain Etnik Nusantara, Istri Walikota Parepare Tampilkan 'Baju Bodo' Khas Bugis

Pesona Kain Etnik Nusantara, Istri Walikota Parepare Tampilkan Baju Bodo Khas Bugis
Istri Walikota Parepare Erna Rasyid Taufan (baju kuning, jimbab hitam) bersama istri Menteri Koperasi dan UKM berserta komunitas Wanita Berbaju Bojo. (GoNews)
Kamis, 01 September 2016 13:14 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kain-kain etnik dikenal dan dikagumi karena keunikan dalam tekhnik proses, motif desain, filosofi, serta nilai sakral yang terkandung melalui tradisi dan pakaian adat etnis Indonesia.

Terdapat lebih 1.000 etnis Indonesia yang dalam kenyataan kekayaan seni kain yang berbasis budaya ini belum tersentuh pengembangannya. Dalam pengembangannya, warisan kain nusantara ini dapat dikembangkan menjadi dua yaitu yang bersifat tradisional dengan mempertahankan makna filosofis yang bersifat tradisi adat etnis daerah yang patut dilestarikan dan dilindungi.

Erna Rasyid Taufan, Istri walikota Parepare Sulawesi Selatan dalam acara Pesona Kain Etnik Nusantara, bersama "Komunitas Wanita Berbaju Bodo" menampilkan busana daerah khas bugis. Yang menurutnya saat ini bisa dipadukan dengan gaya moderen.

Dari situlah, akhirnya dengan maksud mengangkat fesyen Indonesia baik busana konvensional maupun muslim ke dalam fesyen yang berbasis kepada etnik lokal.

"Tujuannya adalah agar fesyen Indonesia dapat terbentuk dengan basis karakter budaya lokal yang mengglobal. Dimana baju etnik bodo ini juga bisa dikombinasikan dengan gaya moderen," ujarnya kepada GoNews.co, Kamis (01/09/2016) di gedung Smesco Jakarta.

Rangkaian kegiatan fashion show dan juga pameran busana Pesona Etnik Indonesia ini merupakan kegiatan menyambut HUT ke 71 RI, yang dibuka oleh istri Menteri Koperasi dan UKM.

Acara ini diawali dengan fashion show busana tradisional dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, baju-baju etnik moderen karya desainer Kondang seperti Buyung, dan tentunya dari Kota Parepare Sulawesi Selatan yang dipimpin langsung oleh Erna Rasyid Taufan.

Pesona Etnik Nusantara juga menampilkan karya busana etnik dari perancang terkenal Indonesia seperti Cintami Atmanegara, Ida Leman dan lainnya.

Sejarah Baju Bodo.

Sejarah Baju Bodo adalah pakaian tradisional perempuan Makassar. Dalam suku Bugis baju ini disebut WajuTokko. Baju Bodo berbentuk segi empat, biasanyaberlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Dalam bahasa Makassar, kata “Bodo” berarti pendek.

Baju Bodo atau Waju Tokko, sudah dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX , hal ini diperkuat dari sejarah kain Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar Baju Bodo itusendiri. Kain Muslin adalah lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun.

        Kain ini memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering. Kain Muslin (Eropa) atau Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur) dan Ruhm (Arab), tercatat pertama kali dibuat dan diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, hal ini merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada abad IX.

Sementara Marco Polo pada tahun 1298 Masehi, dalam bukunya The Travel of Marco Polo, menjelaskan bahwa kain Muslin itu dibuat di Mosul (Irak) dan dijual oleh pedagang yang disebut “Musolini”.

Uniknya, masyarakat Sulawesi Selatansudah lebih dulu mengenal dan mengenakan jenis kain ini dibanding masyarakat Eropa, yang baru mengenalnya pada abad XVII dan baru populer di Perancis pada abad XVIII.

Sehingga tidak janggal jika pada tahun 1930-an, masih banyak ditemui perempuan Bugis- Makassar memakai Baju Bodo/Waju Tokko tanpa memakai penutup dada.

Masuknya Islam dan Munculnya Baju La’bu Meski ajaran agama Islam sudah mulai menyebar dan dipelajari oleh masyarakat di Sulawesi sejak abad ke-5, namun secara resmi baru diterima sebagai agama kerajaan pada abad ke-17.

Pergerakan DII/TII di Sulawesi juga berpengaruh besar pada perkembangan Baju Bodo saat itu. Ketatnya larangan kegiatan dan pesta adat oleh DII/TII, membuat Baju Bodo menjadi asing dikalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Larangan ini muncul mengingat penerapan syariat Islam yang diusung oleh pergerakan DII/TII. Tak pelak, pelarangan ini menjadi isu besar dikalangan parapelaku adat dan agamawan.

Dalam ajaran agama Islam ditegaskan bahwa, pakaian yang dibenarkan adalah pakaian yang menutup aurat, tidak menampakkan lekuk tubuh dan rona kulit selain telapak tangan dan wajah. Kontroversi ini kemudian disikapi bijak oleh kerajaan Gowa, hingga muncullah modifikasi baju bodo yang dikenal dengan nama Baju La’bu (serupa dengan Baju Bodo, tetapi lebih tebal, gombrang, panjang hingga lutut) Perlahan, Baju Bodo/Waju Tokko yang semula tipis berubah menjadi lebih tebal dan terkesan kaku. Jika pada awalnya memakai kain muslin, berikutnya baju ini dibuat dengan bahan benang sutera. Bagi golongan agamawan, adanya Baju La’bu ini adalah solusi terbaik, tidak melanggar hukum Islam dan juga tidak menghilangkan nilai adat. (***)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/