Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
19 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
22 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
17 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Riau

Dihargai Rp2 Ribu Per Kg, Petani Sagu di Riau Belum Sejahtera

Dihargai Rp2 Ribu Per Kg, Petani Sagu di Riau Belum Sejahtera
ilustrasi. (internet)
Senin, 26 September 2016 09:00 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Petani sagu di Provinsi Riau bisa menghasilkan sagu dengan kualitas cukup bagus hingga 246.000 ton setiap tahunnya. Sayangnya, harga sagu yang diterima oleh petani sangatlah murah berkisar Rp2 ribu per kilogram.

"Sagu petani di Kabupaten Kepulauan Meranti ada yang hanya dihargai dua ribu per kilogramnya. Padahal dari sana lah sagu unggulan Riau berasal," ungkap Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Muhibul Basyar kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (26/9/2016).

Menurut pengamatannya, hasil sagu yang dibeli murah Rp2 ribu per kg dari Meranti ini diolah kembali di Cirebon dengan harga jual Rp6 ribu kg. Lalu, sesampainya di pasar kuliner Jakarta, sagu tersebut bisa menghasilkan uang hingga Rp19 ribuan.

Ia menyimpulkan, petani sagu di Riau harus diberi penyuluhan teknologi sebagai alternatif memproduksi dan disediakan pasar tertentu sebagai tempat penyaluran hasil produksi.

"Jomplang luar biasa harganya. Tugas kami (Disbun) memang persoalan menanam tapi masalah memproduksi juga harus dipikirkan. Ini menjadi catatan bersama SKPD terkait," tuturnya. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/