Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
20 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
22 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
19 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Riau

Polda dan Kejati Riau Jadi Sasaran Unjuk Rasa Terkait Dugaan Bansos dan Ijazah Palsu

Polda dan Kejati Riau Jadi Sasaran Unjuk Rasa Terkait Dugaan Bansos dan Ijazah Palsu
Aksi massa di depan gerbang Mapolda Riau, Selasa (4/10/2016) siang (foto: Chairul Hadi/GoRiau.com)
Selasa, 04 Oktober 2016 10:35 WIB
Penulis: Chairul Hadi
PEKANBARU - Markas Kepolisian Daerah (Polda) Riau jadi sasaran unjuk rasa, Selasa (4/10/2016) siang. Kali ini Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Anti Korupsi, Kolusi (Amril) menggelar demonstrasi di depan gerbang, menuntut polisi menyelesaikan dugaan korupsi di Pemkab Bengkalis.

Pendemo yang berjumlah puluhan orang tersebut mendesak agar Polda Riau mengusut dugaan korupsi Bantuan Sosial (Bansos) di Bengkalis, serta dugaan ijazah palsu Bupati di sana, yang ditenggarai digunakan saat maju mencalonkan diri, waktu lalu.

Ada dua tuntutan yang disampaikan, pertama meminta Polda dan Kejati Riau bahkan KPK untuk segera turun tangan memproses dugaan tersebut. "Mulai dari Bansos hingga ijazah palsu. Kenapa penegak hukum tak bergeming," kata koordinator lapangan, Mirwansyah.

Mereka menilai, ijazah sarjana yang diduga palsu ini adalah contoh cara yang kotor untuk mendapatkan jabatan. "Ijazah bupati diterbitkan tahun 2002, sementara kampusnya berdiri 1 Januari 2001, masa dalam setahuan sudah lulus, aneh ini," lanjut dia.

"Juga soal dugaan Bansos ketika bupati masih menjabat sebagai anggota DPRD Bengkalis. Kami minta Kapolda yang baru ini bisa memproses itu. Jangan diam saja," ucap Mirwansyah. "Dua tuntutan ini yang kami minta dituntaskan," singkatnya dengan pengeras suara.

Cukup lama pengunjuk rasa berorasi di gerbang Mapolda Riau. Mereka juga membawa spanduk tuntutan dengan foto wajah sang bupati, dengan tulisan-tulisan tuntutan yang mereka sangkakan.

Di Polda sendiri, unjuk rasa tersebut mendapat pengawalan pihak kepolisian, mulai dari Polsek, Polresta dan Polda Riau. Setelah bertemu perwakilan Polda, massa kemudian membubarkan diri dengan menggelar longmarch.

Unjuk rasa ini sempat membuat arus lalu lintas di depan Polda Riau tersendat sementara waktu. Sebelum dari sini, massa terlebih dahulu menggelar aksi serupa di kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau. ***

Kategori:Peristiwa, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/