Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
24 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
21 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
6
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Riau

Di Pekanbaru Hanya Ada 2 Kasus Dalam 10 Tahun, Bayi Tanpa Batok Kepala Butuh Uluran Tangan Dermawan

Di Pekanbaru Hanya Ada 2 Kasus Dalam 10 Tahun, Bayi Tanpa Batok Kepala Butuh Uluran Tangan Dermawan
Muhammad Taufik, bayi yang lahir tanpa batok kepala
Rabu, 05 Oktober 2016 16:01 WIB
Penulis: Barkah Nurdiansyah
PEKANBARU - Sudah 11 hari menjalani perawatan intensif di RS Bina Kasih, jalan Samanhudi, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, Riau. Kondisi Muhammad Taufik, mulai membaik meski masih dalam keadaan tanpa batok kepala.

Bahkan, Direktur RS Bina Kasih, dr Noorchalis Asnawi Mkes mengungkapkan, di Pekanbaru hanya ada dua kasus bayi lahir tanpa batok kepala dalam kurun waktu 10 tahun.

"Ini keajaiban (bayi Taufik), menurut keterangan dokter yang menanganinya, hanya sanggup bertahan 3 hari saja. Tapi ini, sudah sampai hari ke-11," ujarnya saat berbincang dengan GoRiau.com (GoNews Grup) di ruang kerjanya, Rabu (5/10/2016) sore.

"Diluar keadaannya tanpa batok kepala, kondisi bayi itu cukup baik. Bahkan selera makannya juga bagus, minum susunya kuat. Kita beri susu formula, karena ibunya tidak ada ASI," sambungnya.

Kepada GoRiau.com (GoNews Grup), Noorchalis melanjutkan, hingga saat ini pihaknya belum membuat rujukan untuk upaya kesembuhan bayi malang dari pasangan Sudirman dan Erna tersebut.

"Rumah sakit di sini (Pekanbaru) belum ada dokter yang mampu melakukan pencangkokan tulang tengkorak dan kita masih berupaya memberikan perawatan," imbuhnya.

"Jika pun ada, mungkin butuh biaya yang tidak sedikit dan kita tau, orangtua bayi ini tergolong kurang mampu. Butuh bantuan para dermawan agar bisa," tukasnya.

Noorchalis menegaskan, bahwa pihak rumah sakit tidak akan memberikan tenggat waktu untuk perawatan bayi tersebut. "Bayinya sudah dipindah ke ruang perawatan biasa, tapi tetap kita kontrol terus dan kita tidak akan memulangkannya dalam kondisi seperti ini. Bayinya rentan terkena virus," tutupnya.***

Kategori:Peristiwa, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/