Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
24 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
2
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
22 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
3
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
4
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
5
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
6
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Home  /  Berita  /  Umum

IDI Kepulauan Meranti Sosialisasikan Lavitrap, Bahannya dari Limbah Tapi Manfaatnya Banyak

IDI Kepulauan Meranti Sosialisasikan Lavitrap, Bahannya dari Limbah Tapi Manfaatnya Banyak
Misri Hasanto (kiri) saat mempraktekkan pembuatan Lavitrap
Senin, 17 Oktober 2016 17:49 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mulai mensosialisasikan Lavitrap di Kepulauan Meranti. Lavitrap merupakan jebakan larva (jentik-jentik, red) untuk mengurangi resiko berbagai penyakit yang disebabkan nyamuk.

Dalam mensosialisasi Lavitrap ini, IDI menggandeng PMI, Legislatif, PMR, forum kesehatan dan pihak sekolah. Sosialisasi itu digelar di SMA N 1 Tebingtinggi, Kepulauan Meranti, Riau.

Sekretaris IDI Kepulauan Meranti dr H Misri Hasanto MKes mengatakan Lavitrap ini merupakan arahan dari IDI Pusat melalui IDI Riau untuk disosialiasikan di Kota Sagu. Pasalnya, Kepulauan Meranti merupakan daerah endermis demam berdarah, terlebih jaraknya dekat dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.

Bahkan, korban yang menderita DBD bisa sampai 300an orang, serta yang paling menyedihkan tahun 2016 ini sudah 2 anak-anak di Kota Sagu meninggal dunia.

"Antisipasi DBD, kita sosialiasasikan gerakan massal 3M plus Lavitrap," kata Misri.

Dijelaskan Misri lagi, 3M memang masih merupakan cara efektif untuk memberantas nyamuk penyebab DBD. Namun, penggunaan abate dalam membunuh larva atau jentik-jentik pasti ada resiko pada kesehatan. "Yang namanya bahan kimia, pasti ada efek

Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/