Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
2
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
3
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
4
Pemkab Kepulauan Seribu Peringati Pekan Imunisasi Dunia 2024
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Pemkab Kepulauan Seribu Peringati Pekan Imunisasi Dunia 2024
5
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
20 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
6
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
20 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Home  /  Berita  /  Umum
Wisata Kuliner

Sate Apaleh Geurugok, Satai Paling Gurih di Timur Aceh

Sate Apaleh Geurugok, Satai Paling Gurih di Timur Aceh
Sate Apaleh di kawasan Geurugok, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh. [Sita]
Senin, 17 Oktober 2016 18:01 WIB
Penulis: Sita
Jika saat ini kita bisa menemukan jenis sate (satai) matang khas Aceh di beberapa kota besar di Indonesia, cikal bakalnya adalah dari daerah ini, Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen. Nah, di wilayah Geurugok ada salah satu sate matang yang paling terkenal, yaitu sate Apaleh.

Sate Matang adalah sate daging, bisa itu daging sapi atau kambing yang disajikan dengan kuah soto berisi jeroan sapi, bumbu kacang dan nasi. Matang adalah nama daerah yang merupakan kependekan dari Matang Geulumpang Dua, perbatasan antara Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen.
 
Dari daerah sinilah sate serupa pertama sekali digagas yang akhirnya gaungnya merambah ke daerah daerah lain, bahkan di luar Aceh. Di wilayah setempat, mereka tidak menyebut sate matang, sama halnya dengan mi aceh. Brand daerah baru muncul ketika kuliner tersebut dijajakan di wilayah luar Aceh.

"Masyarakat Aceh tidak terbiasa menyantap lontong, jadinya sate disajikan dengan nasi. Sudah itu orang Aceh juga tidak terbiasa bersantap nasi kering, katanya susah nelan. Dibuatlah soto. Kalau saya bilang sate ini adalah hasil adaptasi dengan kebiasaan  budaya lokal masyarakat Aceh,” terka Saleh, pemilik Sate Apaleh yang sudah puluhan tahun mengelola usaha sate matang.

Sate Apaleh memiliki daging sapi yang begitu jussy, wangi nan gurih. Ia adalah daging sapi segar yang sudah dipotong sebesar jari jempol, diberi bumbu, selanjutnya ditusuk lidi bambu, barulah dipanggang di atas api arang.

”Hampir semua bumbu masuk, agar dagingnya lebih gurih dan wangi,” papar Apaleh yang merupakan nama panggilan dari bapak Saleh. Sementara nama Geurugok sendiri diambil dari nama daerah yang merupakan kawasan tempat mereka berjualan di tengah pusat keramaian di Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.

Bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, merica, ketumbar, kapulaga, gula merah dan kecap manis. Bumbu yang sudah digiling halus dicampur dalam daging.

Selanjutnya daging langsung ditusuk sate dan dibakar. Agaknya karena daging langsung dipangang inilah yang membuat rasa sate menjadi semakin nikmat.

Sementara itu ada lagi bumbu kacang yang disiram di atas sate. bumbu kacang ini tidak sama seperti bumbu pecel. Ia adalah kacang tanah yang ditumbuk kasar, selanjutnya dimasak dengan bumbu dan santan kental dan tambahi kecap manis. Juga diberi gula merah untuk penambah rasa. Dan yang terakhir adalah soto. Soto dibuat dengan santan encer yang merupakan sisa perasan santan yang digunakan untuk bumbu kacang.

Dalam kuah soto disertai jeroan, tulang sapi yang merupakan sisa dari daging sate. “Tiap harinya kami potong satu lembu untuk kebutuhan sate. semua bagian daging bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan sate,” jelasnya.

Saleh hanya menggunakan jenis daging sapi karena daging kambing dianggap memiliki peminat yang terbatas karena daging kambing dianggap pemicu darah tinggi.

Boleh dibilang ini adalah cara makan sate yang super mewah. Setiap orang yang melintasi rumah makan Apaleh yang berdiri di atas 4 ruko itu tidak tahan untuk tidak menoleh. Tidak lain  karena asap pembakaran sate yang aromanya menyerbu menggelitik selera.
 
Satu porsi sate Apaleh yang terdiri dari 10 tusuk sate, seporsi soto dan sepiring nasi harganya Rp30 ribu. Terbilang cukup terjangkau untuk citarasa yang didapatkan. Sate Apaleh buka pukul 8 pagi dan tutup hingga pukul 4 pagi.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/