Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
24 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
2
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
3
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
19 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
4
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
19 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
5
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
6
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
20 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Jelang Pertarungan Menuju DKI 1

Daripada Hamburkan Uang Buat Spanduk, Djarot Pilih Bayar Penangkap Tikus, Harganya Rp20 Ribu per Ekor

Daripada Hamburkan Uang Buat Spanduk, Djarot Pilih Bayar Penangkap Tikus, Harganya Rp20 Ribu per Ekor
Ilustrasi. (net)
Selasa, 18 Oktober 2016 22:02 WIB
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan lebih baik mengumpulkan tikus liar kemudian memberikan imbalan kepada si penangkap dibandingkan dengan menghambur-hamburkan uang untuk memasang spanduk untuk berkampanye.

"Bagi saya, dari pada kampanye pasang gambar atau apa begitu, mending cari yang lebih bermanfaat," kata Djarot di Balai Kota, Selasa, 18 Oktober 2016.

Djarot menuturkan, akan memberikan imbalan kepada siapapun yang menangkap tikus sebesar Rp 20 ribu per ekornya. Imbalan itu ia berikan dari uang operasionalnya sendiri. Bahkan ia tidak membatasi jumlah tikus yang harus ditangkap. "Dananya pakai operasional saya. Boleh kan? Ya monggo, sebanyak-banyaknya (tangkap tikus). Enggak ada syarat," ujar Djarot.

Meskipun ia berkilah bahwa cara tersebut bukan sebagai salah satu bentuk berkampanye, Djarot mengatakan menangkap tikus jauh lebih bermanfaat ketimbang mencetak stiker atau spanduk yang kemudian hanya mengotori jalan dan jembatan di Jakarta.

"Itu komitmen kami sebenarnya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Sekarang sudah boleh (tangkap tikus), tergantung masyarakat," kata dia.

Setiap tikus yang ditangkap oleh warga Jakarta nantinya akan dikumpulkan oleh Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta melalui petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU).

Nantinya, bangkai tikus itu akan dijadikan pupuk dengan cara dikubur. "Kalau ditanam kan jadi pupuk, terus tanah jadi subur. Lihat saja banyak tanah kuburan itu subur," kata Djarot.

Djarot menuturkan tujuan pelaksanaan gerakan ini adalah menekan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh tikus liar. Menurut dia, banyak penyakit bersumber dari tikus dan sering menyerang anak-anak berusia balita. Apalagi, kata dia, perkembangbiakan tikus semakin meningkat tiap harinya, terutama di permukiman padat penduduk.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merespons positif rencana Djarot. Menurut dia, program itu baik jika diterapkan di Jakarta. "Bagus lah," kata Ahok singkat. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Tempo.co
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/