Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
21 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
2
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
21 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
20 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
5
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
6
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
4 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kata Sarmuji, Kalau Tidak Mampu Berantas Pungli Dirjen Bea Cukai Layak Diganti

Kata Sarmuji, Kalau Tidak Mampu Berantas Pungli Dirjen Bea Cukai Layak Diganti
Jum'at, 21 Oktober 2016 12:38 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan banyak praktik pungutan liar (pungli) dalam skala masif di Pelabuhan Tanjung Priok dan melibatkan petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang menjadi beking pengusaha dalam pengiriman ekspor dan impor barang.

Menanggapi adanya praktik kotor tersebut, anggota Komisi XI DPR Sarmuji meminta agar KPK dan aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap para pelaku pungli di tubuh DJBC. Politisi Partai Golkar ini menilai praktik pungli sudah lama menjadi 'penyakit' dan menjadi salahsatu penyebab ekonomi nasional tidak dapat bersaing dengan negara lain.

"Pungli sudah lama menjadi penyakit ekonomi kita. Disinilah letak yang membuat barang-barang kita tidak kompetitif dengan negara lain. Kita punya catatan bahwa barang-barang kita itu masuk sebagai kategori negara yang memiliki high cost economy. Karena jelas dari aspek distibusi kan jadi ada biaya tambahan" kata Sarmuji saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Wasekjen Partai Golkar ini menambahkan berdasarkan hasil kajian KPK tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) wajib mengevaluasi kinerja Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi. Sarmuji meminta SMI untuk memberikan batas waktu paling lama dua bulan bagi Heru untuk menyelesaikan sengkarut ditubuh DJBC mulai dari praktik pungli hingga dugaan adanya oknum DJBC yang terlibat penyelundupan minuman keras.

"Menkeu agar mengevaluasi kinerja DJBC sebab laporan adanya pungli di jajarannya itu harus ditindaklanjuti apalagi sudah ada kajian dari KPK. Kita dari Komisi XI DPR meminta agar Menkeu memberikan batas waktu sekitar 2 bulan lah, harus ditargetkan bagi Menkeu untuk melihat apakah kinerja Dirjen Bea dan Cukai mampu menyelesaikan laporan dari sejumlah titik yang selama ini paling sering terjadi nya pungli dan praktik itu. Kalau tidak mampu, terpaksa harus diganti," pungkas Sarmuji.

Sementara itu, pengamat dari Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mendesak SMI untuk tidak ragu mencopot Heru Pambudi selaku Dirjen Bea dan Cukai, sebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan contoh konkrit dalam menindak jajaran Kementerian/Lembaga yang terlibat pungli. Dia pun meminta Tim Satgas Pungli yang rencananya akan dibentuk pemerintah terlebih dahulu fokus menangani praktik pungli di DJBC.

"Ini memalukan karena DJBC melakukan pungli padahal aparat Bea dan Cukai bertugas pada halaman muka negara ini. Masa sih melakukan pungli ini merugikan negara dan memalukan investor. Tim Satgas Pungli yang sedang dibentuk Jokowi yang pertama harus fokus di Bea dan Cukai dulu," tegasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/