Hujan Tak Terbendung, Saat Dua Presiden Sepanggung
Penulis: Safrizal
Pantauan GoRiau, hujan mulai turun ketika menjelang Salat Maghrib. Hujan sempat mereda sesaat sebelum acara pembagian hadiah dimulai.
Baca Juga: Lebih 90 Peserta Ikuti Lomba Baca Puisi Meraja Kata Jilid II
Beberapa kemudian, gerimis mulai turun. Para peserta lomba baca puisi, guru pembimbing, serta undangan terlihat langsung merapat bangku di bawah, bagian tengah tenda. Mereka saling mendekatkan kursinya untuk menghindari dari tempias (percikan air hujan yang jatuh ke halaman).
Baca Juga: Ssst, Juri Sempat Kaget Lihat Peserta Lomba Baca Puisi
Di saat derasnya hujan, Presiden Kemas Berty Asmara diminta untuk membacakan puisi. Meski sudah berada di atas panggung, Berty tak bisa melanjutkan membaca puisi. Ponsel yang dipegangnya terkena air, sehingga susah untuk membuka kunci di layar yang menggunakan pola.
Baca Juga: Ini Nama-nama Pemenang Lomba Baca Puisi Meraja Kata Jilid II Kemas Kepulauan Meranti
"Saya persilahkan kepada Jefry Al-Malay untuk membaca puisi, menggantikan saya. Susah buka kunci di hape, teks puisinya di sini," ujar Presiden Kemas sambil berlalu ke belakang panggung.
Dengan serta merta, Jefry Al-Malay yang merupakan Presiden penyair panggung se Asia Tenggara naik ke pentas.
"Dari pagi kita telah dimabukkan oleh kreatif anak-anak. Makanya dalam hujan kita tetap membacakan puisi, agar tak kalah dengan mereka," kata Jefry yang pernah dinobatkan sebagai Presiden penyair tahun 2011 silam itu.
"Puisi ini dibuat tahun 2008. Semoga tak hilang huruf-hurufnya terkena hujan," tambah Jefry.
Saat itu, Ia membacakan puisi ciptaannya sendiri yang berjudul Anjung-anjung.
Meski dalam derasnya hujan, Jefry tetap bersemangat membacakan kata demi kata, tersalin di kertas, yang mulai hancur terkena hujan. Dalam keadaan basah kuyup, laki-laki yang juga merupakan vokalis Sagu Band ini sukses menyelesaikan pembacaan puisi anjung-anjung.
Tepukan meriah terdengar dari bawah tenda. Petanda, para peserta lomba puisi, guru pembimbing, dan undangan pada malam itu terhibur dengan penampilan Jefry.
Tak menunggu lama setelah Jefry usai membacakan puisi, Presiden Kemas Berty Asmara muncul dari belakang panggung dan langsung membaca puisi.
Waktu itu Berty membawakan puisi yang Ia tulis tanggal 25 Agustus 2016. Bertepatan dengan tragedi Selatpanjang berdarah, Berty memberi judul puisinya 'Batu'.
Penampilan dua presiden ini mampu menghibur pengunjung yang hadir di halaman Kantor LAMR Kepulauan Meranti.
**Perwakilan PWI Tak Kalah Semangat
Pada malam yang sama, panitia pelaksana juga meminta salah satu perwakilan wartawan membacakan puisi. Syamsidir Atan yang mewakili insan pers membacakan dua judul puisi karya Sutarji Kalsum Bahri, yaitu Mesin Kawin dan Kucing.
Syamsidir yang juga pelaku seni bersemangat membacakan puisi. Dengan nada, intonasi, dan mimik wajah, aksinya Syamsidir tak kalah dengan dua presiden itu. ***#Semua Berita Kep Meranti, Klik di Sini
Kategori | : | Pendidikan |