Tampil di Bokor Indonesia, Gahmuhyi Malaysia Persembahkan Musik Ghazal
Penulis: Safrizal
Ghahmuhyi yang terbentuk tahun 2015 itu hadir di Bokor dengan 6 orang personil, antara lain Kamaruzzaman atau Man Tabla, Idin Harmonium, Anuar Bass, Purnama Drum, Edy Vokal, dan Iskandar Gitar. Personil Ghahmuhyi merupakan anak jati Negeri Johor, namun mereka telah hijrah mengadu nasib ke Kuala Lumpur. Personil Ghahmuhyi sendiri sangat majemuk, ada yang bekerja sebagai Police, dan ada juga yang freelance.
Baca Juga: Bokor World Music 2016 Dianggarkan pada APBD-P Provinsi Riau
"Awal terbentuk kita hanya ngumpul-ngumpul dan menyatukan ide-ide untuk memperbaharui Ghazal yang dipadukan dengan musik modern," kata Man Tabla kepada GoRiau (nb: telah disesuaikan dengan bahasa Indonesia, red).
Baca Juga: Ratusan Miniatur Unik Ini Siap Sambut Peserta Bokor World Music Festival 2016
Diceritakan Man Tabla lagi, nama Ghahmuhyi mempunyai filosofi yang sangat penting dalam kelangsungan musik Ghazal. Dimana Gha diambil dari kata Ghazal, dan Muhyi mempunyai arti semangat ketuhanan. "Dengan nama Ghahmuhyi, artinya menghidupkan lagi musik (Ghazal, red) yang hampir mati," kata Man ketika diwawancara.
Baca Juga: Gubernur Riau dan Dirjen Kebudahaan Dijadwal Hadir di BWMF 2016
Diakui Man Tabla, untuk di Malaysia, saat ini benturan budaya dari Barat sangat terasa berpengaruh besar pada tradisi. Dimana, banyak anak-anak muda mulai lupa jati diri, dan melupakan identitas musik tradisi itu sendiri. Melalui semangat Ghahmuhyi inilah yang akan mereka berikan guna membangkitkan lagi musik Ghazal yang pernah ada pada zaman dahulu kala.
"Kalau kita berbicara Ghazal, kita pasti langsung terbayangkan Pakistan dan India saja. Padahal di Melayu juga ada, ini yang harus kita bangkitkan dan kembangkan," kata Man Tabla lagi.
Selain itu, kata Man Tabla juga, saat ini di Malaysia sudah susah menemukan album Ghazal. Para pelaku industri pun kurang mendukung, karena lebih mengarah pengembangannya ke musik modern saja. Meski demikian, mereka tetap optimis membangkitkan dan mengembangkan lagi musik tradisi, Ghazal.
Ketika disinggung terkait BWMF 2016 di Desa Bokor, Man Tabla mengaku perhelatan sangat istimewa. Dari Bokor dan BWMF 2016, Ia mengakui banyak mendapat pelajaran yang sangat beharga. Dimana, semangat anak-anak Bokor, Indonesia, sangatlah tinggi, dan itu tidak ditemukan di Malaysia.
Baca Juga: Grup Musik dari Benua Eropa Ini Bakal Tampil di Bokor World Music Festival 2016
"Jika dibandingkan, kami menang pada fasilitas, tapi tidak dengan semangat. Ditambah dari pemerintah sini sangat mendukung," ujar Man juga.
Baca Juga: Diikuti Musisi dari Luar Negeri, Panitia BWMF Siapkan 3 LO Lihai Berbahasa Inggris
Man juga mengaku adanya rasa kekeluargaan yang sangat erat dengan masyarakat Bokor, terutama tempat mereka tinggal selama di Indonesia. Selama di Bokor, mereka tidak merasa terasing. "Kami diberikan home stay, makan dimasakkan, ini strategi yang bagus dari World Musik, ada ukhuwah yang lain dari festival ini," kata Man.
Baca Juga: Bupati Irwan Siapkan Transportasi untuk Warga Menyaksikan Bokor World Music Festival
Diceritakannya awal mendapat undangan dari Sanggar Bathin Galang, mereka langsung mencari tau tentang Bokor, Kepulauan Meranti, dan World Musik ini di internet. Saat mereka melihat model pelaksanaan dan musik-musik yang ditampilkan pada Bokor World Musik 2015 lalu, Ghahmuhyi menjadi yakin untuk tampil. Sebab, musik Ghazal yang mereka garap sangat masuk kategori World Musik.
"World Musik ini sangat open terhadap apapun gaya musik, dan budaya tertentu. Itu menjadi daya tarik kami untuk datang dan tampil disini," tuturnya. ***#Semua Berita Kep Meranti, Klik di Sini
Kategori | : | Umum |