Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
23 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
2
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
3
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan 'Liar' GM Novendra
Olahraga
23 jam yang lalu
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan Liar GM Novendra
4
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
16 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
5
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
6
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Home  /  Berita  /  Riau

Semakin Banyak Pejabat Ditangkap KPK, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia Kalah dari Thailand dan Filipina

Semakin Banyak Pejabat Ditangkap KPK, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia Kalah dari Thailand dan Filipina
ilustrasi.
Rabu, 07 Desember 2016 11:29 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia terbilang cukup tinggi, mengingat indeksnya hampir melampaui Thailand dan Filipina. Ini menunjukkan bahwa banyaknya pejabat yang ditangkap oleh KPK belum tentu membuat suatu negara lekas bersih dari tindak pidana korupsi.

"Sejak tahun 1999, Indeks Persepsi Indonesia hanya berada dalam skala 10 dan ini pun sempat stagnan di tahun 2009-2010. Sekarang kita sangat dekat dengan skala Thailand dan Filipina," ungkap Ketua KPK RI, Agus Rahardjo saat menghadiri acara Rembuk Integritas Nasional (RIN) di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Rabu (7/12/2016) pagi.

Ia pun menegaskan, bahwa upaya memberantas korupsi bukan hanya menjadi porsi penegakan hukum semata, tetapi juga perlu mengedepakan aksi pencegahan. Diantaranya melalui menanamkan integritas diri dan pendidikan anti korupsi.

Sementara itu, salah satu penyebab mengapa korupsi masih saja terus terjadi, Agus menilai ini disebabkan anggaran pemerintah pusat yang mengalami peningkatan dibandingkan dulu. Dimana, APBN Indonesia mencapai Rp2.200 triliun.

"Untuk dana desa saja ada sekitar Rp600 juta. Itu untuk setiap desa. Kalau tidak benar pengelolaannya, Makanya banyak yang ditangkap karena yang dikelola besar," pungkasnya. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/