Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
18 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
17 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
16 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
16 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
2 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  GoNews Group

KPK Didesak Bongkar Kasus Sengkuni di Istana Pada Zaman SBY

KPK Didesak Bongkar Kasus Sengkuni di Istana Pada Zaman SBY
Foto: istimewa.
Kamis, 08 Desember 2016 23:39 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik, Boni Hargens mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar kasus Bank Century dibongkar tuntas seperti yang dinyanyikan oleh Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Mohammad Nazarudin.

"Kita dorong (KPK) agar kasus Century di bongkar tuntas. Nazaruddin yang masih hidup harus segera dijadikan aset untuk membuka keterlibatan aktor-aktor besar lain sepanjang pemerintahan 10 tahun lalu. Yang juga kasus-kasus korupsi yang melibatkan orang-orang dalam istana pada jaman SBY," ujar Boni dalam diskusi yang bertajuk "Korupsi dan Kekuasaan Membaca Sejarah Mengenang Para Sengkuni" di Cheese Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/12).

Dikatakan Boni, kasus korupsi tersebut harus diusut tuntas sebagai pembelajaran sejarah karena kekuasaan tidak dijadikan momentum untuk memperkaya diri. Sebab jangan sampai Masyarakat berpikir bahwa kekuasaan itu untuk memperkaya diri.

"Sehingga yang terjadi di dalam pilpres, dan Pilkada MONEY politik berkembang liar dan masyarakat tak lagi malu menerima uang politik karena politik tu memang untuk cari uang," imbuhnya.

Menurut Boni, dampak paling buruk dan masyarakat akan mereduksi politik sebagai alat pencari uang. Padahal sebagai sistem filsafat, politik membangun moralitas, bangun peradaban sehingga bisa pulihkan lagi harkat martabat demokrasi.

"Kasus listrik, Century dan kasus-kasus lain diusut tuntas. Seperti Kasus depo Pertamina Balaraja yang melibatkan Amir Samsudin. Ini contoh kasus di kejaksaan yang mangkrak kontraktornya ketika itu pak Sandiaga Uno. Artinya apa bahwa penegakan hukum jangan menjadi retorika tapi menjadi aksi dan ini momentum besar ada ditangan kita," pungkasnya. (rls)

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Hukum, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/