Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
1 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Tolak Bantuan Yayasan Hary Tanoe, MUI Sumbar: Tak Ada Makan Siang Gratis, Biar Melarat Aqidah Jangan Digadai

Tolak Bantuan Yayasan Hary Tanoe, MUI Sumbar: Tak Ada Makan Siang Gratis, Biar Melarat Aqidah Jangan Digadai
Istimewa.
Minggu, 11 Desember 2016 05:01 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PADANG- Pondok pesantren se-Sumatera Barat menolak bantuan dan tak akan bekerjasama dengan yayasan milik Harry Tanoesoedibyo. Pesantren di Ranah Minang juga tersinggung dengan penggunaan nama pesantren pada Yayasan Penyantun Pesantren (YPP) milik Harry Tanoe.

Pimpinan-pimpinan pondok di Sumbar juga mengajak daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa, sehingga pesantren sebagai benteng terakhir umat Islam di Indonesia bisa terpelihara independensinya.

“Tak ada makan siang yang gratis. Pesantren jangan sampai kecolongan. Biar melarat asal aqidah dan agama Islam tidak tergadai. Yakinlah, tak ada bantuan yang tulus dari pihak non-muslim untuk umat Islam,” ujar Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Gusrizal Gazahar dalam sambutannya.

Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Fauziah Fauzah El-Muhammady yang menginisiasi pertemuan koordinasi itu menjelaskan, penggunaan istilah pesantren untuk nama YPP dipandang melecehkan pesantren-pesantren di Indonesia.

Peserta pertemuan meminta Menkum & HAM agar meninjau ulang nama yayasan milik Harry Tanoe dan dideklarasikan awal bulan ini di Gedung MNC Financial Center, Jakarta itu. ***

Sumber:hariansinggalang.co.id
Kategori:DKI Jakarta, Sumatera Barat, Politik, Pendidikan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/