Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
18 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
13 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
14 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat: KPU dan Panelis Diminta Tidak Boleh Menyusun Pertanyaan Politis dan Diplomatis

Pengamat: KPU dan Panelis Diminta Tidak Boleh Menyusun Pertanyaan Politis dan Diplomatis
Istimewa.
Minggu, 15 Januari 2017 18:14 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Debat calon gubernur DKI Jakarta 2017 putaran pertama yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan Jumat malam lalu (13/1) masih menyisahkan diskusi dan perdebatan publik sampai saat ini.

Salah satu bagian yang menjadi sorotan publik adalah terkait materi pertanyaan yang disusun pihak Penyelenggara bersama panelis yang sudah ditentukan.

Menurut Pengamat Politik, Maksimus Ramses Lalongkoe, seharusnya pihak penyelenggara dan para penelis tidak menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sangat diplomatis dan bahkan mengandung unsur politis.

Pertanyaan-pertanyaan yang susun harus benar-benar sesuai dengan topik yang diangkat sehingga para calon gubenur mampu menjawab subtansi masalah yang sedang dihadapi warga Jakarta.

"Pertanyaan ini sangat penting karena berhubungan dengan jawaban para calon. Jika pertanyaannya cenderung membias maka jawaban juga pasti akan membias dan akibatnya publik tidak mendapatkan gambaran utuh kemampuan para calon gubernur," ujarnya kepada GoNews.co, Minggu (15/1/2017) di Jakarta.

"Saya menyaksikan acara debat itu mulai dari awal sampai akhir. Saya menemukan ada sejumlah pertanyaan yang kurang tepat bahkan membias dan sangat politis. Saharusnya pihak penyelenggara dan para panelis harus menyusun pertanyaan yang lebih subtansi sesuai topik yang diangkat sehingga para calon bisa menjawab dengan baik dan tidak melebar ke mana-mana", katanya lagi.

Sebagai contoh lanjut Ramses yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini, sehubungan dengan pertanyaan soal pencalonan presiden pada pemilu 2019 mendatang. Pertanyaan semacam ini kata Ramses sangat tidak relevan dengan topik-topik yang diangkat dan tidak ada hubungan dengan persoalan di Jakarta. Seharusnya pertanyaan ini bisa diganti dengan pertanyaan lain yang lebih subtansi.

"Pertanyaan itu tidak relevan dengan tema dan sangat politis. Harusnya ajukan pertanyaan yang sesuai topik sehingga waktu tidak dibuang-buang untuk jawab pertanyaan yang tidak ada hubungan dengan persoalan Jakarta," paparnya.

Ramses berharap, pertanyaan-pertanyaan dalam debat berikutnya harus benar-benar sesuai topik yang diangkat dan pertanyaan yang disusun tidak terlalu melebar tapi lebih pada pokok persoalan Jakarta sehingga publik dapat melihat dan menilai secara kemampuan para calon menyelesaikan persoalan di Jakarta.

Seperti diketahui debat putaran pertama sebelumnya mengangkat tema, sosial ekonomi, pendidikan, keamanan, lingkungan dan transportasi. Debat ini berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan dan diikuti tiga pasangan calon, Agus-Sylvi, Ahok-Djarot, dan Anis-Sandi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/