Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
17 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
17 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
10 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
11 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Polisi Gerebek 50 Pabrik Makanan Palsu, Bahan Baku Disimpan Dekat Pembuangan Sampah

Polisi Gerebek 50 Pabrik Makanan Palsu, Bahan Baku Disimpan Dekat Pembuangan Sampah
(viva)
Selasa, 17 Januari 2017 14:38 WIB
TIANJING- Polisi China menggerebek hampir 50 pabrik di Kota Tianjing, China, dengah tuduhan memproduksi makanan palsu menggunakan bahan-bahan tidak layak pakai.

Beberapa pabrik di antaranya diduga menggunakan bahan dan garam sisa industri.

Dilansir Channel News Asia, Selasa, 17 Januari 2017, beberapa produk lokal dan internasional populer yang dipalsukan antara lain seperti Lee Kum Kee, Haday, Nestle dan Knoor. Beberapa produk ini telah dijual ke beberapa negara.

"Produk senilai 100 juta yuan (setara Rp194 miliar) diproduksi setiap tahunnya di kota kecil Dulio, Jinghai, Tianjin. Beberapa produsen bahkan mendapat begitu banyak kekayaan dari produk palsu tersebut dan memungkinkan mereka untuk memiliki barang-barang mewah," tulis sebuah laporan yang diturunkan oleh South China Morning Post.

Berdasarkan penyelidikan ditemukan bahwa produsen menggunakan rempah dan bumbu seperti pekak, lada dan adas dari pabrik-pabrik pengolahan benih melon di dekat kota Wangkou. Bahan itu kemudian dikeringkan dan digiling menjadi bubuk, kemudian diolah di pabrik yang sangat tidak layak.

Bahan baku tersebut kemudian disimpan di sebuah tempat, yang bahkan lokasinya berada di dekat timbunan sampah. Penggunaan bahan pewarna ilegal juga diduga digunakan dalam proses produksi ini.

Seorang wartawan yang mengunjungi kota industri Tianjin bersama pihak kepolisian beberapa waktu lalu, melihat polisi menangkap beberapa orang saat mereka tengah memproduksi produk palsu, untuk kemudian dilabeli dengan salah satu merk terkenal di China, Wang Shouyi.

Dalam beberapa waktu terakhir, China diguncang oleh serangkaian skandal keamanan pangan. Ditemukan sebanyak setengah juta pelanggaran keamanan pangan ilegal, dalam tiga kuartal pertama tahun lalu.

Beberapa diantaranya karena iklan palsu, penggunaan produk palsu, serta bahan dan penjualan produk makanan dengan bahan terkontaminasi.***

Editor:hasan b
Sumber:viva.co.id
Kategori:Hukum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/