Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
24 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
5
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
6
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
4 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Home  /  Berita  /  Riau

Peningkatan Investasi Riau Tergantung Pada Jaminan Ketersediaan Pasokan Listrik

Peningkatan Investasi Riau Tergantung Pada Jaminan Ketersediaan Pasokan Listrik
Ilustrasi/Net
Senin, 06 Februari 2017 16:30 WIB
PEKANBARU - Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menilai, ketersediaan listrik dan lancarnya arus distribusi memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan investasi. Dalam kondisi normal, nilai investasi akan meningkat 10-20 persen per tahun.

"Investasi di level menengah, akan sangat terpengaruh oleh ketersediaan pasokan listrik," sebut Kepala DPMPTSP Provinsi Riau, Evarefita, Minggu, (5/2/2017).

Ia mengakui salah satu kendala dihadapi Riau saat ini dalam meningkatkan nilai investasi baru adalah terbatasnya ketersediaan daya listrik di daerah ini. "Investasi di industri level menengah butuh jaminan ini, seperti pabrik pengolahan kelapa sawit. Sementara, kondisi kelistrikan di Riau tak memadai," jelasnya lagi.

Meski demikian, Evarefita optimis dalam jangka satu tahun ke depan, keadaan tersebut bisa diatasi. Sebab pembangkit PLTU Tenayan sudah beroperasi, dan dilanjutkan pembangunan gardu induk di Perawang, Kabupaten Siak serta jaringan transmisi yang menjangkau seluruh Riau.

Terkait terhambatnya pembangunan gardu induk dan jaringan transmisi oleh sejumlah perizinan dan pembebasan lahan, Evarefita mengaku tidak mengetahui secara persis. Namun dari informasi yang ia terima, pembangunan tersebut sudah berjalan.

"Memang ada hambatan terkait RTRW yang belum kelar. Namun, persoalan itu saat ini sudah dalam tahapan final dan sebentar lagi akan disahkan," katanya.

Ia menambahkan, kabar terakhir saat rapat dengan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, disebutkan bahwa RTRW Riau akan disahkan pada bulan Maret mendatang.

"Ketika RTRW sudah tuntas maka target investasi kita akan lebih dari sebelumnya. Kendala dalam kawasan RTRW, sudah masuk dalam proyek strategis pemerintah," ujarnya.

Evarefita menjelaskan, tahun 2017 ini Riau diberikan target untuk investasi baik itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun Penanaman Modal Asing (PMA) Rp20,3 triliun. Naik dari target tahun 2016 yang hanya Rp18 triliun.

"Kalau tahun lalu capaian target investasi di Riau hanya Rp14,65 triliun di mana PMA Rp8,5 triliun dan PMDN sekitar Rp 6 Triliunan," ujar Evarefita.

Di antara kabupaten/kota dengan investasi terbesar itu adalah Dumai, Siak, Pelalawan dan Pekanbaru serta Indragiri Hulu. Diperkirakan tahun 2017, Kota Dumai masih menjadi target investasi besar di Riau.

"Sedangkan sektor yang masih menjadi sasaran pada tahun 2016 lalu minyak pengolahan CPO, Tanaman Pangan, Real Estate dan Perhotelan. Tahun ini kita selaraskan dengan Wisata," jelasnya.

Secara nasional sendiri, pada 2016 posisi target investasi sektor PMDN Riau berada di nomor 10 di Indonesia sedangkan PMA berada di posisi nomor 11 nasional.

"Sedangkan tahun 2015 PMA nomor 14 dan PMDN nomor 7, kemudian target kita 2017 disamakan dengan Sumut dan Sumsel,"ujar Evarefita.

Pengamat Tata Kota Pekanbaru, Mardianto Manan menilai, persoalan listrik memang sangat erat kaitannya dengan investasi yang akan masuk ke sebuah wilayah.

“Bagaimana pun, investor pasti akan banyak pertimbangan ketika listrik di Riau masih bersifat lokal. Karena saat ini semua penunjang investasi pasti menggunakan listrik, apa saja, bahkan orang cukur jenggot juga pakai listrik,” katanya.

Disebutkan, untuk menuntaskan persoalan RTRW, yang menjadi kendala untuk pembangunan transmisi listrik dan gardu induk tersebut, Gubernur Riau harus memiliki keberanian untuk melakukan percepatan.

Namun demikian, Mardianto mengatakan pembangunan harusnya tetap berlanjut, dan tidak boleh terhambat oleh persoalan RTRW. Karena persoalan listrik menurutnya adalah hal yang urgen.

“Pembangunan tidak boleh stagnan karena RTRW belum tuntas. Sepanjang RTRW lama masih ada, walau pun sudah tidak berlaku lagi, itu masih bisa dijadikan pedoman," tutupnya. ***

Editor:Fahrul Rozi
Kategori:Ekonomi, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/