Katanya Ormas Mau Pelantikan, Preman Minta Lahan Masyarakat Dikosongkan
BINJAI – Salah satu Ormas ingin merebut lahan sengketa HGU PTPN II di Binjai di Lingkungan VII, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Senin (6/2/17).
Informasi yang berhasil dihimpun dilapangan menyebutkan, bentrokan ini terjadi saat warga sekitar sedang mengerjakan lahan eks HGU PTPN II yang berada di lingkungan VII, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur.
Saat akan mengerjakan lahan tersebut, datang sejumlah orang bersenjata kelewang dan mengusir warga dari lahan tersebut sembari berkata. “Ngapain kalian di sini, ini lahan kami, sana kalian, pergi, sebelum kami bertindak kekerasan kepada kalian,” paparnya.
Warga yang tak terima kembali melakukan perlawanan dan kembali menyerang. Bentrokan nyaris terjadi, karena kalah jumlah masa, puluhan masa yang diduga dari salah satu ormas di Kota Binjai melarikan diri, akibatnya, tiga sepeda motor milik salah satu ormas di Kota Binjai menjadi korban pelampiasan warga.
Menurut warga sekitar, Chairil mengatakan, warga yang diduga salah satu ormas tersebut kerap kali mengancam warga dengan membawa kelewang. “Namanya warga bang, kalo diancam ya takut. Mereka mau kami ini pergi dari lahan tersebut dan lahan itu mau dikuasai mereka,” jelasnya.
Berdasarkan hasil investigasi ternyata pemicu kerusuhan lahan diawali Arman dkk
mengatasnamakan perintah Ketua DPD IPK Kota Binjai, Samsyul Tarigan salah ingin menguasai lahan masyarakat yang sejak lama menempati lahan tersebut. Menurut Fadli menerangkan dimana Samsul sang Ketua menyuruh beberapa anggotanya untuk mengosongkan lahan dikarenakan dalam waktu dekat pihak mereka ingin menggelar pelantikan DPD IPK.
"Kosong lahan kalian, kami mau pelantikan karena kekurangan dana pelantikan tersebut. Apa kalian mau kami tebas satu per satu," itu cetus anggota yang disuruh Samsul tersebut.
BACA: Suasana Mencekam ! Warga Bentrok Saling Serang dengan 'Kelewang'
Mendengar ancaman ini, masyarakat tersulut emosi karena diancam akan ditebas batang lehernya oleh anggota Samsul tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat yang sehari-hari bercocok tanam untuk menyambung hidup sebagai petani ini merasa terancam dan melakukan perlawan.
Kelompok masyarakat sering intimidasi oleh anggota Samsul dengan 'kelewang' dan senapang angin laras panjang yang membuat sejumlah masyarakat resah dan ketakutan. Peristiwa ini sering terjadi namun pihak kepolisian sepertinya tidak berani melindungi masyarakat yang sedang terancam lahan dan nyawanya ini.
Lahan yang selama ini dikelola petani direbut oleh anggota-anggotanya dan masyarakat mengimbau galian C yang lingkungan yang tidak memiliki izin agar ditutup. "Pak Walikota tolong tutup izin galian C di lahan petani karena sudah sangat meresahkan warga sekitar selain merusak jalan galian C ilegal tersebut merusak jalan. Dan, galian C ini milik Samsul apa pak Wali takut dengan premanisme di sini. Dan, meminta pihak kepolisian segera menangkap pelaku pengerusakan dan pelaku teror tersebut yang mengatasnamakan anggota Samsul itu. jangan sampai masyarakat mengambil jalur main hukum rimba," Fadli salah seorang warga.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Binjai Timur, AKP Ngemat mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait masalah ini. “Kita masih selidiki, dan kita akan mengamankan 3 sepeda motor sebagai barang bukti dan kita akan menyiagakan personil dilokasi tersebut agar tidak ada lagi bentrokan susulan,” jelas Ngemat.
Hingga kini, polisi dan TNI masih berjaga di lokasi kejadian. Sementara, warga sekitar juga masih bertahan di area tersebut. Hingga malam ini situasi masih mencekam oleh ulah sejumlah oknum Ormas tersebut.
Editor | : | Wewen |
Kategori | : | Peristiwa, GoNews Group, Sumatera Utara |