Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
1 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
1 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pernah Kuli Pasir dan Ngamen, Ini Kisah Danu Sofwan, yang Kini Jadi Miliuner Gara-gara Jualan Cendol

Pernah Kuli Pasir dan Ngamen, Ini Kisah Danu Sofwan, yang Kini Jadi Miliuner Gara-gara Jualan Cendol
Pemilik Radja cendol atau Randol yang berdiri sejak tahun lalu telah memiliki 740 mitra dan hadir di 34 provinsi di seluruh Indonesia. (istimewa)
Selasa, 14 Februari 2017 14:26 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Syahputra Kamandanu Sofwan atau biasa disapa Danu telah menjadi pengusaha sukses yang mulai dikenal masyarakat. Dalam sebulan dia bisa mengantongi miliaran rupiah hanya dengan jualan cendol.

Cendol yang dijual memang bukan sembarangan. Karena Danu membuat inovasi baru yang menjadikan cendol lebih modern dan disukai masyarakat Indonesia.

Mulai dari kemasannya, perpaduan rasa cendol dengan buah-buahan, hingga varian topping yang disajikan beragam. Bukan tanpa alasan, karena Danu ingin kuliner Indonesia lebih dicintai di negeri sendiri.

Terbukti, usaha pria kelahiran Tasikmalaya inipun tak sia-sia. Karena Radja cendol atau Randol yang berdiri sejak tahun lalu telah memiliki 740 mitra dan hadir di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Perlahan minuman yang tak lekang oleh waktu ini mulai dicintai oleh masyarakat Indonesia. Bahkan Danu sering kedapatan pembeli dari luar negeri yang penasaran dengan rasa cendol buatannya.

Tak hanya itu, Randol mulai mendapat permintaan untuk membuka gerai di luar negeri, seperti Spanyol dan Dubai. Namun hal itu tidak serta merta diterimanya. Karena menurut dia, pengelolaannya harus lebih benar lagi.

"Balik lagi, tujuannya ke sana untuk apa. Kalau di Indonesia kan tujuannya agar cendol lebih dicintai daripada kuliner luar negeri. Jadi orang-orang Indonesia lebih menghargai minuman asli dalam negeri," ujar Danu yang ditemui Otonomi.co.id, di outlet Randol Bekasi.

Bukan hanya itu, Randol juga telah menjadi minuman favorit para selebriti papan atas, seperti Meriam Bellina, Nikita Willy, Bebi Romeo, Andy F Noya, Inul Daratista hingga Kunto Aji. Randol juga telah mendapatkan beberapa penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UMKM sebagai The Best Traditional Drink 2016, serta asosiasi lainnya.

"Alhamdulillah ini bagian dari perjalanan, saya enggak mau sebut ini pencapaian. Karena pencapaian Randol bisa diterima dan dicintai saja sudah cukup banget," tuturnya bangga.

Jadi Kuli Pasir, Pengamen, hingga Penjual Rokok Elektrik

Bukan hal mudah bagi Danu untuk mencapai kesuksesan hingga saat ini. Ya, banyak perjuangan yang telah dilakukannya.

Danu terlahir dari keluarga berkecukupan sejak kecil. Ayahnya bekerja di kontraktor dengan sederetan tender-tender besar.

Sayangnya, pada 2005 usaha sang ayah saat itu harus gulung tikar dan meninggal dunia 2007 tanpa meninggalkan apapun. Danu bersama sang ibu, kakak, dan adiknya mengalami kesulitan ekonomi.

"Dulu ibu saya punya butik terus akhirnya dijual untuk nutupin berbagai utang. Kami bingung karena sudah enggak ada usaha lagi untuk makan saja susah. Saat itu saya lulus SMA melamar kerja susah. Akhirnya saya jadi sopir, pengamen, apa saja untuk bertahan hidup," ujarnya bercerita.

Danu juga pernah menjadi kuli pasir dengan bayaran Rp50 ribu per minggu. Uang hasilnya dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk membuat bisnis.

"Jadi Randol bukan bisnis pertama, melainkan ke sepuluh. Karena sebelumnya saya pernah jualan sepatu, gelang, sampai obat jerawat. Saya juga pernah saat jualan sepatu ditipu," ucap Danu.

Namun Danu tidak putus asa. Dia mencari jalan untuk berbisnis kembali dengan menjual rokok elektrik yang kala itu sedang digandrungi kaum muda. Sayangnya, Danu kembali ditipu oleh distributor besar serta munculnya isu-isu negatif tentang rokok tersebut.

"Dia bilang usaha ini enggak ada matinya, akhirnya saya stok banyak sampai nyewa kontrakan. Tetapi enggak lama pemerintah bilang itu berbahaya dan enggak sehat langsung deh enggak ada yang beli. Jangankan didiskon, dikasih harga modal atau gratis pun enggak ada yang mau," kata Danu.

Kegagalan itulah yang membuat Danu terus belajar. Dengan modal Rp500 ribu, dia mulai membangun usaha Randol dan memiliki satu outlet di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Tak disangka, sambutan dari masyarakat pun luar biasa. Dalam satu hari Danu sudah bisa balik modal, bahkan lebih.

"Saya memang terpikir kalau punya usaha itu yang longlast dan enggak ada matinya. Pas banget cendol sudah mempresentasikan harapan saya dan tinggal membuat inovasi sedikit agar cendol bisa masuk ke pasar modern saat ini."

Berkat cendol, kini Danu dan keluarga bisa hidup serta makan dengan tenang. Bukan hanya keluarganya, puluhan orang timnya, dan ratusan pegawai bisa mendapatkan pendapatan tiap bulannya.

"Tujuan saya bukan sukses, saya cuma mau keluarga saya tidak khawatir besok makan apa dan kalau sakit biaya berobatnya gimana. Saya enggak pernah mimpi jadi tukang cendol, tetapi karena cendol saya bisa wujudkan mimpi-mimpi saya".***

Sumber:merdeka.com
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/